Jakarta, CNN Indonesia – Selama pemakaman Ratu Elizabeth II semua pelayat memakai busana warna hitam. Namun, bukan di pemakaman Ratu Elizabeth II saja busana serba hitam jadi ‘dresscode.’ Bagaimana sejarahnya warna hitam identik dengan kematian dan dukacita?
Meski tak di semua negara warna hitam jadi warna yang melambangkan duka cita atau kematian, hitam memang identik dengan warna berkabung atau meninggal dunia, termasuk di Indonesia. Mengutip berbagai sumber, pakaian hitam selalu dipakai untuk menggambarkan hormat dan turut kehilangan saat seseorang meninggal. Tradisi baju hitam untuk berkabung berasal dari Kekaisaran Romawi. Pada abad ke-2 SM hakim Romawi mulai mengenakan toga gelap, yang disebut toga pulla, untuk upacara pemakaman. Kemudian, di bawah Kekaisaran, keluarga almarhum juga mengenakan warna gelap untuk waktu yang lama; kemudian, setelah perjamuan untuk menandai akhir berkabung, toga hitam ditukar dengan toga putih. Dalam puisi Romawi, kematian disebut hora nigra, jam hitam.
Tradisi ini bertahan di Inggris sepanjang abad pertengahan, ketika wanita diharapkan mengenakan topi dan kerudung hitam ketika suami mereka meninggal. Warna hitam juga diasosiasikan dengan kematian lantaran dalam bahasa latin, hitam atau ater dikaitkan dengan kekejaman, kebrutalan, dan kejahatan.
Kisah lain soal hitam sebagai warna kematian ini juga berasal dari Jerman. Orang-orang Jerman dan Skandinavia menyembah dewi malam mereka sendiri, Nόtt, yang melintasi langit dengan kereta yang ditarik oleh kuda hitam. Mereka juga takut pada Hel, dewi kerajaan kematian, yang kulitnya hitam di satu sisi dan merah di sisi lain. Selain itu
sejarahnya warna hitam identik dengan kematian dan dukacita ini juga terhubung dengan agama. Asosiasi hitam dengan pemakaman mengakar kuat dalam Katolik Roma dan Kristen, tetapi untuk agama lain, putih sering menjadi warna yang paling mewakili masa berkabung.
Pada abad ke-12 terjadi perselisihan teologis yang terkenal antara para biarawan Cistercian, yang mengenakan pakaian putih, dan para Benediktin, yang mengenakan pakaian hitam. Seorang kepala biara Benediktin, Pierre the Venerable, menuduh para Cistercian terlalu bangga mengenakan pakaian putih, bukan hitam. Saint Bernard dari Clairvaux, pendiri Cistercians menjawab bahwa hitam adalah warna iblis, neraka, “kematian dan dosa”, sedangkan putih mewakili “kemurnian, kepolosan dan kebajikan.” Demikianlah sejarah warna hitam identik dengan kematian.
Pertanyaan:
Soal 1 – Informasi padu
Terdapat penjelasan yang kurang lengkap dari bacaan di atas. Penjelasan tentang apakah yang dibutuhkan oleh
bacaan di atas agar informasinya menjadi lebih padu?
(A) Penjelasan tentang Hel, Dewi Kerajaan Kematian.
(B) Alasan hitam menjadi identik dengan warna kematian.
(C) Korelasi makna warna putih dengan kematian.
(D) Makna mengenakan pakaian hitam saat berkabung.
(E) Tidak ada jawaban yang tepat.
Jawab: (C)
Penjelasan yang kurang lengkap dari bacaan di atas terdapat pada pernyataan sesuai konteks yang tidak dijelaskan dengan utuh.
Pada pilihan (A) Penjelasan tentang Hel, Dewi Kerajaan Kematian (paragraf 3 kalimat ke-4) tidak dijelaskan banyak dalam paragraf. Namun konteks mengenai Hel bukan konteks yang sesuai dengan paragraf sehingga penjelasan tentang Hel memang tidak dibutuhkan dalam paragraf tersebut.
Untuk pilihan (B) Alasan hitam menjadi identik dengan warna kematian memiliki penjelasan yang cukup dalam paragraf keempat. Di mana terdapat keterangan: Warna hitam juga diasosiasikan dengan kematian lantaran dalam bahasa latin, hitam atau ater dikaitkan dengan kekejaman, kebrutalan, dan kejahatan.
Sementara pernyataan pada pilihan (D) Makna mengenakan pakaian hitam saat berkabung memiliki penjelasan pada paragaraf kedua.
Pada akhir paragraf keempat terdapat kalimat: … putih sering menjadi warna yang paling mewakili masa berkabung. Namun penjelasan mengenai hubungan warna putih dengan kematian tidak memiliki penjelasan. Sehingga untuk pilihan (C) Korelasi makna warna putih dengan kematian perlu dijelaskan agar informasi dari bacaan menjadi lebih padu.
Jadi, penjelasan tentang apakah yang dibutuhkan oleh bacaan di atas agar informasinya menjadi lebih padu adalah (C) Korelasi makna warna putih dengan kematian.
Soal 2 – Paragraf deduktif
Paragraf ini adalah paragraf deduktif karena ….
(A) Memaparkan isi bacaan dengan perincian khusus sebelum memasuki perincian umum.
(B) Memaparkan isi bacaan yang kalimat pertama dan kalimat akhir memiliki konteks yang sama.
(C) Bercerita dengan alur maju-mundur.
(D) Memaparkan hal yang umum sebelum memasuki perincian.
(E) Memiliki pola sebab-akibat.
Jawab: (D)
Paragraf desuktif adalah paragraf yang memiliki ide pokok (gagasan utama) di awal paragraf. Kalimat dalam paragraf deduktif ddiawali dari yang paling umum kemudian dijabarkan dalam pola khusus.
Jadi, paragraf ini adalah paragraf deduktif karen (D) Memaparkan hal yang umum sebelum memasuki perincian.