Isi Tritura dan Latar Belakang yang Melandasinya

Isi tritura terdiri dari (1) Bubarkan Partai Komunis Indonesia/PKI dan ormasnya; (2) Bersihkan kabinet (Kabinet Dwikora) dari unsur PKI; dan (3) Turunkan harga pangan/perbaiki ekonomi. Di mana isi tritura tersebut disampaikan melalui sebuah aksi massa yang terjadi pada tanggal 10 Januari 1966. Aksi Tritura muncul pada era kepemimpinan Presiden Soekarno pada waktu itu karena kondisi negara dalam keadaan kacau.

Kekacauan pada waktu itu terjadi di bidang politik, keamanan negara, serta ekonomi yang langsung berimbas pada masyarakat. Pada tahun 1966 terjadi inflasi yang mencapai lebih dari 600% sehingga membuat harga-harga barang menjadi naik. Kenaikan harga menyebabkan keresahan masyarakat sehingga menjadi salah satu pendorong untuk melakukan aksi.

Faktor pendorong lainnya timbul aksi adalah menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintahan pada waktu itu. Turunnya kepercayaan masyarakat disebabkan oleh beberapa peristiwa sebelumnya yang menyebabkan kondisi negara menjadi tidak kondusif. Singkatnya, pemerintah orde lama di bawah kepemimpinan Soekarno pada waktu itu dianggap gagal sehingga terjadi protes melalui tiga (tri) tuntutan (tu) rakyat (ra).

Ketiga tuntutan rakyat tersebut dikenal dengan sebutan tritura yang menjadi dasar penetapan hari tritura di setiap tanggal 10 Januari. Mengapa pemerintahan orde lama dianggap gagal? Apa hal yang melatar belakangi aksi penyampaian isi tritura? Sobat idschool dapat mencari tahu lebih informasi mengenai isi tritura dan latar belakang yang melandasinya melalui ulasan berikut.

Table of Contents

Baca Juga: Sejarah Lahirnya Pancasila

Latar Belakang Munculnya Tritura

Aksi menyampaikan isi tritura disebabkan kekecewaan besar masyarakat terhadap lambannya pemerintah dalam mengatasi kekacauan keadaan sosial–ekonomi dan pembubaran PKI. Kekacauan yang terjadi pada waktu itu disebabkan adanya beberapa peristiwa buruk di Indonesia.

Keadaan sosial–ekonomi Indonesia pada waktu itu sedang terguncang akibat konfrontasi dengan Malaysia dan persoalan Irian Barat. Guncangan tersebut membuat harga kebutuhan pokok yang meliputi pangan dan sandang mengalami kenaikan sangat tinggi.

Kondisi politik Indonesia juga kacau karena peristiwa G30S 1965 yaitu peristiwa penculikan dan pembunuhan beberapa jenderal dan perwira TNI Angkatan Darat. Dalang dari peristiwa tersebut dituduhkan pada Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin Dipa Nusantara Aidit. Sehingga muncul aksi protes untuk membubarkan PKI dan membersihkan pemerintahan dari unsur PKI.

Kekacauan dari berbagai bidang yang dialami Indonesia pada waktu itu memunculkan keresahan masyarakat. Mahasiswa dan pemuda dari berbagai organisasi menyuarakan tiga tuntutan kepada pemerintah. Desakan tiga tuntutan tersebut kemudian tertuang dalam isi tritura.

Tuntutan pertama dan kedua sebelumnya sudah pernah diserukan oleh Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan 30 september (KAP-Gestapu). Tuntutan ketiga muncul saat itu karena menyentuh kepentingan orang banyak.

Latar Belakang Munculnya Tritura

Intinya, peristiwa yang menjadi latar belakang aksi untuk menyampaikan isi tritura adalah sebagai berikut.

  1. Terjadi krisis ekonomi akibat defisit anggaran
  2. Melemahnya investasi akibat banyaknya perusahaan asing yang dinasionalisasi
  3. Pencetakan uang baru tanpa perhitungan yang matang sehingga menyebabkan inflasi
  4. Terjadinya pembunuhan para perwira Angkatan Darat oleh Gerakan 30 September yang diduga didalangi oleh PKI

Aksi menyuarakan tritura dimulai pada tanggal 10 Januari 1966. Gelombang protes semakin membesar dan terus terjadi sepanjang tanggal 10 – 13 Januari 1966. Aksi ini mampu membawa desakan rakyat yang tertuang dalam isi tritura sampai ke presiden.

Baca Juga: Rangkuman Peristiwa G 30S/PKI

3 Isi Tritura

Tritura merupakan singkatan dari Tri (berarti tiga) Tuntutan Rakyat. Sehingga dapat dipahami bahwa tritura merupakan desakan masyarakat kepada pemerintah dalam tiga tuntutan. Aksi manyampaikan isi tritura dilakukan oleh mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dengan dukungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI, nama TNI pada waktu itu).

Isi Tritura

Ketiga isi tritura dilandasi oleh alasan-alasan seperti yang dijelaskan pada masing-masing bahasan di bawah.

1. Bubarkan PKI dan ormas – ormasnya

Pemerintah dinilai lamban dalam menindak tragedi berdarah G30S 1965. Presiden Soekarno belum mengambil keputusan tegas selang empat bulan sejak peristiwa G30S 1965. Sehingga, para pemuda dan mahasiswa Indonesia yang sebelumnya tergabung dalam Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI) terbelah menjadi dua yaitu golongan berideologi kiri dan kanan.

Anggota organisasi masyarakat yang tergabung dalam haluan ideologi kiri ikut ragu menuduh PKI sebagai dalang peristiwa G30S 1965 karena belum ada bukti yang kuat. Sedangkan anggota organisasi masyarakat yang tergabung dalam haluan kanan menuntut agar PKI segera ditindak tegas.

Pada 10 – 23 Oktober 1965, mahasiswa yang tergabung dalam PPMI mengadakan rapat presidium untuk menentukan sikap gerakan mahasiswa terhadap G30S. Adanya perbedaan pendapat dari dua golongan ini melahirkan wadah baru yaitu Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). KAMI meyakini bahwa orang – orang PKI adalah dalang dari peristiwa tersebut. Sehingga, mereka menuntut tegas pemerintah untuk segera membubarkan PKI.

2. Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur PKI

Sebagian besar masyarakat menghendaki agar orang–orang PKI segera dibersihkan dari pemerintahan. Sebaliknya, pemerintah masih belum menentukan sikap tegas karena belum adanya bukti kuat yang membenarkan PKI merupakan dalang peristiwa tersebut. Hal tersebut terlihat dengan masih adanya orang–orang PKI dalam tubuh kabinet pada pemerintahan saat itu.

Sehingga muncullah tuntutan kedua yaitu untuk melakukan perombakan Kabinet Dwikora yang bersih dari unsur PKI.

3. Turunkan harga pangan/perbaiki ekonomi

Harga pangan dan kebutuhan pokok mengalami kenaikan sehingga beban hidup masyarakat bertambah. Presiden Sukarno mengeluarkan Peraturan Presiden No. 27 untuk mengatur kembali mata uang rupiah. Peraturan Presiden tersebut merupakan inisiatif dari pejabat Kabinet Dwikora untuk mendevaluasi rupiah dari kurs Rp1.000,00 menjadi Rp1. Tindakan ini terpaksa diambil karena uang sudah meningkat lima kali antara tahun 1964 dan 1965 pada kebijakan fiskal.

Keputusan pemerintah tersebut tidak juga mampu membuat kondisi ekonomi membaik. Bahkan, kehidupan yang dirasakan semakin berat. Seorang aktivis mahasiswa dari Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI), Soe Hok Gie, mencatat tarif kendaraan umum rata – rata naik sampai 1.000% dan beras naik antara 300% – 500%.

Kekacauan ekonomi tersebut membuat rakyat menyuarakan tuntutan yang ketiga yaitu turunkan harga pangan/perbaiki ekonomi.

Baca Juga: Peristiwa Rengasdengklok

Akhir Aksi Tuntutan dalam Isi Tritura

Adanya desakan dalm tritura membuat Presiden Sukarno akhirnya mengumumkan reshuffle kabinet barunya pada tanggal 21 Februari 1966.

Dalam susunan kabinet baru yang diumumkan Presiden Sukarno masih ada beberapa tokoh PKI. Kondisi tersebut membuat suasana menjadi kembali tegang. Massa kembali menuntut presiden melalui demonstrasi pada 24 Februari 1966. Pada akhir demonstrasi tersebut terjadi bentrok antara mahasiswa dan pasukan pengawal presiden (Resimen Cakrabiwara).

Pada aksi demonstrasi tersebut menewaskan seorang aktivis mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bernama Arif Rahman Hakim. Sebuah tembakan yang dilepaskan salah seorang anggota resimen menjadi penyebab jatuhnya korban pada aksi tersebut.

Gelombang protes masih tetap terjadi beberapa hari setelah peristiwa tersebut. Sampai akhirnya, muncul sebuah perintah melalui Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang menunjuk Soeharto. Pada waktu itu, Soeharto adalah Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib). Supersemar berisi wewenang untuk memulihkan keamanan dan ketertiban setelah peristiwa berdarah G30S PKI.

Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret)

Setelah mendapat Supersemar, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden No.1/3/1966 pada tanggal 12 Maret 1966 atas nama presiden Soekarno. Surat tersebut berisi keputusan –keputusan berikut.

  1. Membubarkan PKI beserta ormas – ormasnya dan menetapkannya sebagai partai terlarang
  2. Mengamankan menteri yang terlibat atau mendukung G 30 S/ PKI
  3. Memurnikan MPRS dan lembaga negara lainnya dari unsur PKI serta menempatkan peranan lembaga – lembaga tersebut sesuai dengan UUD 1945.

Ketiga keputusan yang sangat strategis menjadikan PKI sebagai dalang dari Peristiwa G30S 1965. Soeharto menggunakan surat tersebut sebagai alasan untuk membubarkan PKI.

Namun, langkah itu dinilai sebagai salah tafsir karena Supersemar bukan perintah untuk membubarkan PKI. Presiden Soekarno sempat menolak membubarkan PKI karena menganggap pembubaran PKI karena tidak sesuai ideologi nasionalisme, agama, dan komunisme (NASAKOM) yang pernah dicetuskannya.   

Supersemar dimanfaatkan oleh Soeharto untuk merebut kekuasaan. Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dan berkuasa sebagai Presiden RI ke–2 hingga 32 tahun. Pada masa Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto, Sukarno dijadikan sebagai tahanan rumah hingga wafat pada 1970.

Demikian pembahasan mengenai isi Tritura dan latar belakang yang melandasi tuntutan tersebut. Tritura merupakan aspirasi dari rakyat Indonesia yang menuntut adanya perubahan melalui tiga tuntutan yang meliputi pembubaran PKI, perombakan kabinet dan menstabilkan ekonomi atau memperbaiki ekonomi. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.

Baca Juga: 3 Tokoh Pengibar Bendera Merah Putih pada Waktu Proklamasi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.