UTBK 2021/Pemahaman Umum
1Pendidikan karakter menjadi fokus pemerintah dalam mewujudkan tujuan sumber daya manusia unggul. 2Fokus kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait karakter adalah menghasilkan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri atas enam dimensi, yaitu berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, kebhinnekaan global, bernalar kritis, dan kemandirian. 3Dalam konteks pendidikan, pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk kepribadian peserta didik dan mengajarkan mereka nilai moral, etika, berbudaya baik, dan berakhlak mulia. 4Pendidikan karakter juga mendorong peserta didik mampu berperan sebagai pembuat keputusan untuk mewujudkan kebaikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

5Idealnya, pendidikan karakter mulai diberikan pada anak usia nol hingga enam tahun. 6Pada usia tersebut, anak-anak masih mudah dibentuk karakternya. 7Orang tua dan guru berperan penting dalam membentuk karakter peserta didik. 8Orang tua memiliki andil besar dalam menanamkan karakter Pelajar Pancasila karena pendidikan karakter dimulai dari lingkungan internal dan terkecil, yakni keluarga. 9Setelah itu, dilanjutkan oleh guru sebagai kepanjangan tangan orang tua dalam menanamkan nilai karakter kepada siswa. 10Pendidikan karakter bersifat berkelanjutan, yaitu dari rumah ke sekolah dan sebaliknya, dari sekolah ke rumah. 11Oleh karena itu, pendidikan karakter tidak memiliki mata pelajaran khusus di sekolah karena pelajaran sekolah diintegrasikan ke dalam pendidikan karakter.

Pertanyaan:

Soal 1

Dari bacaan di atas, frasa yang berpola makna sama dengan frasa ikan bakar adalah ….

(A)   fokus pemerintah (kalimat 1)

(B)   pendidikan karakter (kalimat 3)

(C)   nilai moral (kalimat 3)

(D)   peserta didik (kalimat 3)

(E)   pelajaran sekolah (kalimat 11)

Jawab: (D)

Pada frasa ikan bakar, ikan adalah kata benda atau nomina (n) dan bakar adalah kata kerja atau verba (v). Pada frasa tersebut, kata bakar menerangkan ikan sehingga memiliki pola diterangkan menerangkan (DM).

Cara menentukan frasa sepola dengan menganalisis setiap jenis kata yang menyusun frasa dan bentuk polanya DM (diterangkan–menerangkan) atau MD (menerangkan–diterangkan).

  • Menentukan frasa sepola:
    • fokus (v) pemerintah (n)
      fokus menerangkan pemerintah → MD
    • pendidikan (n) karakter (n)
      pendidikan diterangkan karakter → DM
    • nilai (n) moral (n)
      nilai diterangkan modal → DM
    • peserta (n) didik (v)
      peserta diterangkan didik → DM
    • pelajaran (n) sekolah (n)
      pelajaran diterangkan sekolah → DM

Frasa yang dibentuk oleh kata nomina (n) dan verba (v) dengan pola diterangkan menerangkan adalah peserta didik. Jadi, frasa yang berpola makna sama dengan frasa ikan bakar adalah peserta didik (kalimat 3).

Soal 2

Kalimat yang tidak logis dalam bacaan di atas adalah ….

(A)  kalimat (2)

(B)  kalimat (6)

(C)  kalimat (9)

(D)  kalimat (10)

(E)  kalimat (11)

Jawab: (C)

Kalimat yang logis adalah kalimat yang maknanya sesuai dengan kaidah-kaidah penalaran. Ada beberapa cara untuk mengetahui kalimat logis atau kalimat tidak logis seperti memerhatikan pemilihan kata (diksi), penggunaan kata bentukan, dan konjungsi.

Kalimat tidak logis pada bacaan terdapat pada kalimat: Setelah itu, dilanjutkan oleh guru sebagai kepanjangan tangan orang tua dalam menanamkan nilai karakter kepada siswa karena TIDAK memiliki subjek.

  • Struktur kalimat:
    • Setelah itu, → konjungsi waktu
    • dilanjutkan oleh guru → predikat
    • sebagai kepanjangan tangan orang tua dalam menanamkan nilai karakter kepada siswa → keterangan

Sebuah kalimat setidaknya harus memiliki subjek dan predikat. Jika tidak ada salah satu unsur tersebut, kalimat menjadi tidak logis atau tidak efektif. Jadi, kalimat yang tidak logis dalam bacaan di atas adalah kalimat (9).

Soal 3

Bentuk ke-an pada kata kehidupan dalam kalimat (4) mempunyai kesamaan makna dengan bentuk ke-an dalam kalimat ….

(A)  Karena kehujanan sepulang dari sekolah, anak itu demam tinggi.

(B)  Ruangan tertutup itu menyebabkan peserta seminar kepanasan. 

(C)  Pemerintah berupaya memperbaiki keadaan pendidikan di daerah tertinggal.

(D)  Teh yang dibuatnya kemanisan sehingga tidak diminum.

(E)  Kita harus menghindari keramaian selama masa Pandemi Covid-19.

Jawab: (C)

Kalimat (4) pada bacaan:
Pendidikan karakter juga mendorong peserta didik mampu berperan sebagai pembuat keputusan untuk mewujudkan kebaikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Imbuhan ke-an memiliki fungsi untuk membentuk nomina (kata benda) abstrak dan konkret, verba (kata kerja) intransitif, dan kata sifat/keadaan (adjektiva). Pada kata kehidupan, imbuhan ke-an memiliki makna keadaan yang berhubungan dengan hidup.

Makna imbuhan ke-an:

Kata berimbuhanMakna
kehujanantidak disengaja terkena hujan
kepanasankondisi terlalu panas
keadaanberhubungan dengan suatu perihal atau situasi
kemanisanterlalu manis
keramaianbersifat ramai

Imbuhan ke-an yang sama-sama memiliki makna keadaan yang berhubngan dengan sesuatu terdapat pada kata keadaan. Jadi, bentuk ke-an pada kata kehidupan dalam kalimat (4) mempunyai kesamaan makna dengan bentuk ke-an dalam kalimat Pemerintah berupaya memperbaiki keadaan pendidikan di daerah tertinggal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *