Peristiwa Rengasdengklok adalah salah satu peristiwa sejarah yang penting dari tercapainya kemerdekaan Indonesia. Rengasdengklok sendiri merupakan sebuah nama salah satu daerah di kabupaten Karawang, Jawa Barat. Ada beberapa peristiwa sejarah yang terjadi terkait peristiwa Rengasdengklok. Sedangkan peristiwa Rengasdengklok sendiri sangat erat kaitannya dengan perumusan teks proklamasi.
Apa saja peristiwa tersebut? Melalui halaman ini akan diulas materi peristiwa rengasdengklok. Meliputi latar belakang peristiwa Rengasdengklok, tokoh peristiwa Rengasdengklok, kronologi peristiwa Rengasdengklok, dan tujuan peristiwa Rengasdengklok. Pembahasan juga dilengkapi dengan ulasan bangunan bersejarah terkait peristiwa rengasdengklok yaitu Rumah Rengasdengklok.
Table of Contents
- Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok
- Tokoh Peristiwa Rengasdengklok
- Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
- Tujuan Peristiwa Rengasdengklok
- Bangunan Bersejarah – Rumah Rengasdengklok
Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok
Berita kekalahan Jepang dari sekutu dalam perang Asia Pasifik diketahui oleh sebagian golongan muda melalui siaran radio luar negeri. Informasi tersebut kemudian disampaikan kepada Moh. Hatta melalui Sutan Syahrir. Berita ini kemudian dianggap menjadi momentum yang baik untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Golongan tua diantaranya adalah Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Achmad Subardjo, dan lainnya. Tokoh dari golongan muda diantaranya adalah Chaerul Shaleh, Wikana, Sukarni, Subandio, dan lainnya.
Menurut tokoh-tokoh dari golongan tua, mereka menghendaki agar proklamasi dilakukan melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai (dalam Bahasa Jepang). Sedangkan tokoh-tokoh dari golongan muda menghendaki agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI.
Tokoh – tokoh yang termasuk dalam golongan muda menganggap bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Golongan muda tidak ingin kemerdekaan Indonesia diartikan sebagai hadiah dari Jepang. Karena kemerdekaan Indonesia merupakan kemerdekaan yang diperebutkan oleh rakyat Indonesia. Dengan tanpa melibatkan PPKI, kemerdekaan Indonesia akan lebih membuktikan kepada dunia bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan rakyat Indonesia.
Berikut inilah perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua:
Pendapat Golongan Muda:
- Menghendaki proklamasi kemerdekaan diselenggarakan secepatnya pada tanggal 16 Agustus 1945.
- Menghendaki proklamasi kemerdekaan Indonesia terlepas dari pengaruh Jepang.
- Menganggap PPKI buatan Jepang.
- Menganggap golongan tua sangat lambat.
Pendapat Golongan Tua:
- Menghendaki cepat atau lambat proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak penting, tetapi pada dasarnya Proklamasi harus disiapkan secara matang.
- Menghendaki Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah.
- Menghendaki proses Proklamasi Kemerdekaan melalui rapat PPKI
- Golongan tua lebih bersikap hati-hati.
Adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua inilah yang menjadi latar belakang peristiwa rengasdengklok.
Tokoh Peristiwa Rengasdengklok
Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang terlibat pada peristiwa rengasdengklok lengkap beserta dengan fotonya.
Golongan Tua
Tiga nama dari golongan tua dalam peristiwa Rengasdengklok adalah Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Achmad Subardjo.
Ir. Soekarno
Moh. Hatta
Achmad Subardjo
Golongan Muda
Empat nama dari golongan muda yang terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok diantaranya adalah Chaerul Shaleh, Wikana, Sukarni, dan D. N. Aidit.
Chaerul Saleh
Wikana
Sukarni
Dipa Nusantara Aidit (D. N. Aidit)
Selain beberapa tokoh muda yang telah disebutkan di atas, ada beberapa tokoh muda yang namanya juga disebutkan dalam sejarah, seperti Yusuf Kunto, Iwa Kusuma, Syodancou Singgih, Subeno, dan lainnya.
Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok diawali dengan peristiwa penculikan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta yang dilakukan oleh sejumlah pemuda, yaitu Soekarni, Wikana, dan Chaerul Shaleh. Tujuan dari penculikan golongan muda ini untuk mendesak Ir. Soekarno dan Moh. Hatta untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa penculikan tersebut terjadi pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Moh Hatta dibawa di sebuah rumah Djiaw Kie Siong, seorang petani Tionghoa. Tujuan membaca Soekarno – Hatta ke Rengasdengklok dengan beberapa pertimbangan. Intinya, agar kedua tokoh ini tidak mendapat pengaruh Jepang.
Menurut Sejarah, naskah proklamasi untuk pertama kalinya dirumuskan di tempat ini. Sebelum akhirnya disempurnakan di rumah Laksamana Tadaashi Maeda. Soekarno – Hatta kemudian ditemukan oleh Ahmad Subardjo dan Soediro dan kemudian dibawa kembali ke Jakarta.
Selanjutnya, Soekarno dan Hatta yang masih didampingi tokoh pemuda Sukarni menuju beberapa tempat dan akhirnya sampai di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol.
Sumber lain ada yang yang mengatakan bahwa kembalinya Soekarno ke Jakarta merupakan hasil kesepakatan antara Shodanco Singgih dengan Soekarno. Bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta.
Berdasarkan pernyataan Soekarno tersebut, Shodanco Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita proklamasi kemerdekaan yang akan disampaikan oleh Soekarno kepada kawan – kawannya dan para pemimpin pemuda. Perundingan itu tercapai kata sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta.
Laksamana Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan. Bahkan, Ia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu.
Siapa Laksamana Tadashi Maeda? Laksamana Maeda adalah perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik yang berpihak pada Indonesia.
Lokasi rumah Laksamana Maeda inilah kemudian terkenal sebagai tempat perumusan naskah proklamasi dan sekarang menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Teks proklamasi yang dirumuskan pada 17 Agustus 1945 pada dini hari itu kemudian dibacakan oleh Sukarno, didampingi Bung Hatta di Jakarta.
Tujuan Peristiwa Rengasdengklok
Ada dua tujuan utama terkait peristiwa Rengasdengklok.
Tujuan pertama adalah menghindarkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang.
Tujuan kedua adalah mendesak Soekarno – Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selain itu tokoh golongan muda juga mendesak agar kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan Jepang, termasuk tanpa melibatkan PPKI.
Bangunan Bersejarah – Rumah Rengasdengklok
Bangunan bersejarah Rumah Rengasdengklok berlokasi 81 km dari kota Jakarta. Lokasi Rumah Rengasdengklok berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan No.33, R. Dengklok Utara, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kode Pos 41352. Rumah Rengasdengklok sekarang masih ada dan menjadi salah satu saksi sejarah menuju kemerdekaan Indonesia. Keberadaan rumah ini menarik banyak orang untuk melihat saksi sejarah penting Indonesia ini.
Sekian ulasan tentang peristiwa rengasdengklok yang meliputi latar belakang rengasdengklok, , dan bangunan bersejarah rumah rengasdengklok. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.
Baca Juga: Sejarah Lahirnya Pancasila