Penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit meliputi faktor dari dalam dan dari luar pemerintahan. Salah satu faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit yang berasal dari dalam adalah kurangnya kaderisasi tokoh yang bisa memegang pemerintahan. Sedangkan faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit adalah masuknya pengaruh ajaran agama Islam ke wilayah Jawa.
Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan dengan corak Hindu-Budha yang pernah menguasai nusantara. Pada masanya, kerajaan Majapahit pernah menjadi kerajaan Hindu terbesar yang menguasai nusantara. Pendiri Kerajaan Majaphit adalah Raden Wijaya, sedangkan puncak kejayaan kerajaan Majapahit berada di bawah kekuasaan raja Hayam Wuruk. Kerajaan Majaphit menjadi kerajaan Hindu terakhir yang bekuasa di nusantara.
Faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit juga meliputi peristiwa atau terjadinya perang Paregreg, banyaknya daerah jajahan yang melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit dan mundurnya perekonomian serta perdagangan. Penjelasan setiap faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit lebih banyak diberikan melalui masing-masing ulasan di bawah.
Table of Contents
- 1. Kurangnya kaderisasi tokoh yang bisa memegang pemerintahan
- 2. Terjadinya perang Paregreg
- 3. Banyak daerah kekuasaan yang melepaskan diri dari Majapahit
- 4. Mundurnya perekonomian dan perdagangan
- 5. Masuknya pengaruh Islam ke wilayah Jawa
1. Kurangnya kaderisasi tokoh yang bisa memegang pemerintahan
Faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit yang cukup berpengaruh dalah kurangnya kaderisasi tokoh pemerintahan. Kerajaan Majapahit berada pada masa puncak kejayaan di bawah kekuasaan raja Hayam Wuruk dan patih Gajah Mada. Gajah Mada melalui Sumpah Amukti Palapa pada waktu itu bercita-cita menyatukan nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Pada masa puncak kejayaannya, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, beberapa wilayah Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit pada kitab Nagarakertagama.
Sayanganya, pemerintahan yang kuat pada waktu itu tidak dibarengi dengan kaderisasi tokoh yang bisa memegang pemerintahan dengan baik. Saat Gajah Mada berkuasa cenderung mendominasi dan tidak memberi peluang bagi generasi lain belajar menjadi pemimpin. Sehingga, Kerajaan Majapahit mengalami kesulitan mencari penggantinya sepeninggal Gajah Mada pada tahun 1364.
Kondisi tersebut mempengaruhi pemerintahan Hayam Wuruk yang mulai mengalami kemunduran. Kerajaan Majapahit terus mengalami kemunduran sepeninggal kedua tokoh besar di masa puncak kejayaannya yaitu Hayam Wuruk dan Gajah Mada.
2. Terjadinya perang Paregreg
Faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Majapihit berikutnya adalah perang saudara antara Raja Hayam Wuruk dan Wikramawardhana. Perang antara kedua saudara ini disebut dengan perang Paregreg.
Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta sepeninggal raka Hayam Wuruk pada tahun 1389. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota bernama Kusumawardhani yang menikahi pangeran Wikramawardhana (sepupunya sendiri). Selain itu, Hayam Wuruk memiliki seorang putra dari selirnya bernama Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta/kekuasaan.
Perang Paregreg merupakan perang saudara yang diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406 antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang tersebut dimenangkan oleh Wikramawardhana. Wirabhumi yang mengalami kekalahan ditangkap dan kemudian dipancung.
Perang saudara tersebut melemahkan kendali Majapahit atas beberapa daerah yang menjadi kekuasaannya. Sehingga kondisi ini disebut-sebut menjadi salah satu faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit.
3. Banyak daerah kekuasaan yang melepaskan diri dari Majapahit
Hilangnya kedua tokoh besar yang menjadi kekuatan pada puncak masa kejayaan Kerajaan Majapahit ternyata meberikan dampak yang berarti bagi kekuasaan Kerajaan Majapahit. Sepeninggal kedua tokoh tersebut, banyak daerah kekuasaan yang melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
Selain itu, pada masa pemerintahan Wikramawardhana terjadi perang saudara (perang Paragreg) untuk merebut tahta kekuasaan. Perang Paragreg yang terjadi berkelanjutan pada tahun 1401-1406 menyebabkan satu per satu daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit mulai melepaskan diri.
4. Mundurnya perekonomian dan perdagangan
Ekonomi menjadi salah satu kekuatan yang menopang kekuasaan dan sumber kejayaan bagi kerajaan Majapahit. Kekuatan ekonomi Majapahit perlahan memudar karena sistem pemerintahan yang kacau dan tidak lagi mampu melindungi pusat-pusat perdagangan. Penyebab lainnya diperparah dengan adanya saudagar-saudagar muslim yang mulai menguasai perdagangan.
Dua kondisi terjadi cukup membuat mundurnya perekonomian dan perdagangan yang dialami pemerintahan Kerajaan Majapahit.
5. Masuknya pengaruh Islam ke wilayah Jawa
Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam yaitu Kesultanan Malaka mulai muncul di bagian barat Nusantara. Pada masa ini pula kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran keukasaan di Nusantara. Kelemahan kekuasaan yang dialami Kerajaan Majapahit membuat Majapahit tidak dapat membendung kebangkitan Kesultanan Malaka.
Berkembangnya agama islam turut menjadi penyebab kemunduran kerajaan Majapahit. Banyak kekuatan dalam masyarakat yang menolak tunduk pada penguasa yang kepercayaannya Hindu-Budha.
Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa, pada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit. Raden Fatah dari Kerajaan Demak diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak dengan legitimasi Raden Patah karena merupakan putra raja Majapahit (Brawijaya V) dengan seorang putri China.
Demikianlah tadi ulasan 5 faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.
Baca Juga: 3 Tokoh Pengibar Bendera Merah Putih pada Saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia