Bahan dan alat membatik pada kain terdiri dari canting, malam (lilin batik), kain mori, kompor, dan tempat untuk melelehkan malam. Alat membatik pada kain adalah canting.
Fungsi canting seperti pulpen. Digunakan untuk menulis. Jika pada pulpen menggunakan tinta, pada canting menggunakan malam. Yaitu lilin jenis khusus yang digunakan untuk membatik pada kain.
Lebih banyak mengenai proses membatik ada di bawah.
Daftar isi:
Baca Juga: 10++ Aneka Motif Batik dari Indonesia
Bahan dan Alat Membatik pada Kain
Kain yang digunakan untuk membatik adalah kain mori, sutera, katun, dan blaco. Bahan utama membatik di atas kain adalah malam atau lilin/parafin dan pewarna.
Selain itu membutuhkan alat membatik yang terdiri dari kain, canting, kompor, dan wajan (wadah untuk melelehkan malam).
Alat membatik pada kain disebut canting. Biasannya terbuat dari tembaga. Bagian canting terdiri dari nyamplung, cucuk, dan gagang.
Dalam proses membatik, alat membatik pada kain juga membutuhkan beberapa alat bantu. Terdiri dari dingklik, bandul, taplak, meja kayu, dan gawangan.
- Canting: alat tulis pola batik
- Malam/lilin: bahan alat tulis batik untuk menutupi permukaan kain yang tidak diwarna
- Kain: media menggambar batik
- Pewarna kain: memberikan warna pada kain
- Kompor minyak dan wadah/wajan untuk melelehkan malam/lilin
- Dingklik: tempat duduk pendek
- Bandul: pemberat
- Taplak: kain untuk alas paha agar terhindar dari lelehan malam
- Meja kayu
- Gawangan: ragangan untuk menaruh batik yang sedang dipola
Gambar seseorang bersama kegunaan alat membatik pada kain dapat dilihat seperti berikut.
Baca Juga: Macam-Macam Pola Lantai Tari Tradisional dari Indonesia
Proses Membatik
Membatik adalah proses pembuatan motif atau ragam hias pada kain dengan perintangan. Hasil proses membatik adalah kain dengan pola atau motif yang dapat menambah keindahan kain.
Membatik berasal dari Bahasa Jawa yaitu mbat (melempar berkali-kali) dan tik (titik). Artinya, membatik adalah proses melempar titik secara berkali-kali. Sehingga membantuk suatu pola atau motif tertentu.
Proses membatik pada kain terdiri dari tiga langkah. Yaitu menggambar pola (klise), memberi warna kain, dan membersihkan kain dari lilin.
Ada 4 teknik yang dapat digunakan untuk membatik yaitu teknik cangting tulis, celup ikat, cap/printing, dan colet.
1. Teknik Canting Tulis
Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting. Fungsi dari canting adalah untuk menorehkan cairan malam pada sebagian pola.
Saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik tradisional.
Proses pembuatan batik tulis:
- Memotong kain sesuai ukuran yang diinginkan
- Menggambar pola menggunakan pensil di atas kain
- Mencairkan lilin menggunakan wajan/wadah dan kompor kecil
- Menebalkan pola yang sudah digambar sebelumnya dengan malam/lilin batik yang sudah cair menggunakan canting
- Mencelupkan kain ke dalam pewarna
- Membersihkan lilin dengan mencelupkan air ke dalam pemanas
- Mencuci kain dengan air bersih kemudian mengeringkannya
- Kain batik sudah selesai dan siap digunakan
Orang jawa mempunyai istilah-istilah yang dilakukan dalam proses membatik. Beberapa istilah dan pengertiannya ada di bawah
- Nyungging: membuat pola di atas kertas
- Njaplak: memindahkan pola dari kertas ke kain
- Nglowong: melekatkan malam/lilin sesuai dengan pola yang telah dibuat sebelumnya
- Ngiseni: memberikan isian pada ornamen-ornamen tertentu seperti gambar bunga atau hewan
- Nyolet: memberikan warna pada bagian-bagian tertentu dengan kuas
- Mopok: menutup bagian yang telah dicolet dengan malam
- Nembok: menutup bagian latar belakang pola yang tidak perlu diwarnai
- Ngelir: pewarnaan kain secara menyeluruh dengan memasukkannya ke dalam pewarna alam atau kimia
- Nglorod: meluruhkan malam untuk pertama kali dengan merendamkannya di dalam air mendidih
- Ngrentesi: memberikan titik/cecek pada klowongan menggunakan canting dengan jarum yang tipis
- Nyumri: menutup bagian tertentu dengan malam
- Nglorod: meluruhkan dan melarutkan malam pada kain dengan memasukkan pada air mendidih kemudian dikeringkan
2. Teknik Printing/Cap
Proses membatik dengan teknik printing atau cap menggunakan alat membatik pada kain yang disebut canting cap. Di mana canting cap digunakan untuk membuat motif batik pada kain.
Canting cap merupakan ke pingan logam atau pelat berisi gambar yang agak menonjol. Bagian yang menonjol inilah yang berguna menorehkan lilin/malam di atas kain.
Secara umum, teknik printing memiliki langkah yang sama dengan teknik batik tulis. Perbedaannya hanya terdapat pada cara menggambarkan polanya.
Berikut ini adalah proses membatik di atas kain dengan teknik printing/cap:
- Permukaan canting cap yang menonjol dicelupkan dalam cairan malam/lilin batik
- Canting cap dicapkan di atas kain sehingga terbentuk suatu motif yang disebut klise
- Memberikan pewarna pada kain
- Melarutkan/menghilangkan lilin di atas kain menggunakan air panas
- Membilas kain dean mengeringkannya
Dengan menggunakan canting cap, proses membuat pola menjadi lebih cepat. Sehingga, proses pembuatan batik dengan teknik printing menjadi lebih singkat.
3. Teknik Celup Ikat
Teknik celup ikat merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain. Selanjutnya kain yang telah diikat kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Setelah diangkat dari larutan pewarna dan ikatan dibuka bagian yang diikat tidak terkena warna. Sehingga terbentuklah suatu pola atau motif pada kain.
4. Teknik Colet
Teknik colet biasa disebut juga dengan teknik lukis adalah cara mewarnai pola batik dengan cara mengoleskan cat/pewarna kain jenis tertentu. Cara pembuatan pola batik dengan teknik colet menggunkan alat khusus atau kuas.
Pada proses membatik dengan teknik colet, motif yang dihasilkan bukan berupa klise. Namun langsung berupa gambar motif di atas kain.
Demikianlah tadi ulasan alat membatik pada kain beserta teknik dan prosesnya. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat!
Baca Juga: Keunikan Rumah Adat Betang Uluk Palin