Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna yang berbeda pada pengujian larutan asam dan basa. Perubahan warna pada indikator asam basa dapat menunjukkan suatu zat bersifat asam atau basa. Beberapa indikator yang dapat digunakan antara lain adalah lakmus merah, lakmus biru, serta beberapa trayek pH indikator. Beberapa trayek pH indikator antara lain metil jingga, metil merah, bromtimol blue, fenolftalein, dan indikator universal lainnya.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa nilai pH suatu zat atau zat memiliki rentang nilai 0 ≤ pH ≤ 14. Nilai tengah yaitu pH = 7 merupakan besar dari zat atau larutan dengan sifat netral. Untuk nilai 0 ≤ pH < 7 menunjukkan sifat asam, sedangkan nilai 7 < pH ≤ 14 menunjukkan sifat basi dari suatu zat/larutan.
Bagaimana cara penggunaan dari setiap indikator asam basa? Bagaimana cara menyimpulkan hasil penggunaan daru indikator asam basa? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.
Table of Contents
- Kertas Lakmus Merah dan Biru
- Indikator Universal dan Trayek pH Indikator Asam Basa
- Contoh Soal dan Pembahasan
Kertas Lakmus Merah dan Biru
Cara paling mudah untuk mengetahui sifat suatu senyawa adalah menggunakan indikator kertas lakmus. Asal kata lakmus sendiri dari litmus yaitu suatu jenis tanaman yang dapat menghasilkan warna jika mengenai asam atau basa. Kertas lakmus merah dan biru dapat diperoleh di apotek atau toko online.
Ada dua jenis kertas lakmus yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Kertas lakmus merah digunakan untuk mengetahui sifat basa, sedangkan kertas lakmus biru untuk mengetahui sifat asam.
Baca Juga: 3 Teori Asam Basa Menurut Arrheinus, Bronsted-Lowry, dan Lewis
Kertas lakmus merah dapat berubah warna menjadi biru jika dicelupkan (bercampur) dengan larutan basa. Sedangkan jika kertas lakmus merah dicelupkan ke larutan dengan sifat asam atau netral maka warna lakmus merah tidak berubah.
Cara kerja lakmus biru sama seperti lakmus merah, di mana lakmus biru akan berubah warna menjadi merah jika dicelupkan pada larutan asam. Namun jika lakmus biru dicelupkan pada larutan dengan sifat basa atau netral maka warna lakmus biru tidak akan berubah.
Perubahan warna dari indikator asam basa untuk kertas lakmus merah dan biru yang terjadi seperti tabel berikut.
Sayangnya, lakmus tidak dapat memberikan nilai pH larutan. Kemampuan lakmus merah/bisa hanya sebatas untuk mengetahui sifat asam atau basa.
Baca Juga: Tata Nama Senyawa Kimia (Ionik dan Kovalen)
Indikator Universal dan Trayek pH Indikator Asam Basa
Trayek pH indikator asam basa atau indikator universal dapat digunakan untuk mengetahui nilai pH larutan. Indikator asam basa dapat berupa larutan indikator yang memiliki selang trayek pH tertentu. Sedangkan indikator universal merupakan campuran berbagai indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan melalui perubahan warna.
Cara Menentukan Nilai pH Larutan dari Data Hasil Uji dengan Trayek pH Indikator Asam Basa
Beberapa indikator asam basa dengan beberapa trayek pH meliputi metil jingga (3,1–4,4); metil merah (4,4–6,2); bromotimol biru (6,0–7,6); dan fenolftalein (8,0–9,8). Bentuk dari empat indikator asam tersebut tersebut berupa larutan. Larutan indikator ini dapat diperoleh di beberapa toko bahan kimia.
Selain empat indikator asam basa dengan empat trayek pH yang telah disebutkan di atas, masih ada beberapa larutan indikator asam basa lain. Berikut ini adalah daftar beberapa larutan indikator asam basa beserta perubahan warna dan nilai trayek pH.
Perubahan warna pada pengujian dengan trayek pH indikator asam dipengaruhi oleh tingkat kekuatan asam/basa dari larutan. Sebagai contoh, pada larutan metil merah (Methyl red) akan berwarna merah jika bertemu larutan dengan pH < 4,4 dan berwarna kuning jika bertemu larutan dengan pH > 6,2.
Baca Juga: Rumus pH Campuran Larutan Asam/Basa
Penggunaan beberapa larutan indikator untuk menentukan pH larutan dapat dilihat seperti contoh dan cara berikut.
Contoh:
Berdasarkan hasil pengujian sampel air limbah diperoleh data sebagai berikut.
Analisa dan tentukan harga pH dari air limbah A dan B tersebut!
Pembahasan:
Kesimpulan hasil uji air limbah A dengan larutan indikator:
- Metil merah → merubah warna menjadi kuning: pH > 6,3
- Bromkresol hijau → merubah warna menjadi biru: pH > 5,4
- Penolphthalein → tidak terjadi perubahan warna: pH < 8,3
Untuk menentukan nilai pH dari limbah A dapat lebih mudah seperti cara berikut.
Baca Juga: Pergeseran Reaksi Kesetimbangan
Indikator Universal
Kertas indikator universal memiliki empat buah garis yang berwarna, yaitu kuning, hijau, jingga, dan jingga kecokelatan. Garis warna tersebut akan mengalami perubahan warna jika kertas indikator universal dicelupkan ke dalam suatu larutan yang memiliki sifat tertentu.
Perubahan warna yang terjadi pada garis warna kertas indikator universal dicocokkan dengan tabel berikut ini untuk menentukan nilai pH suatu larutan. Tabel perubahan warna biasanya disertakan bersama satu paket pembelian kertas indikator universal. Sebagai contoh perubahan warna yang terjadi seperti berikut.
Contoh: Kertas indikator dicelupkan ke dalam suatu larutan sehingga garis warnanya berubah menjadi (dari bawah) kuning, biru, jingga, jingga.
Pembahasan:
Pencocokan pada tabel perubahan warna yang terjadi pada kertas indikator universal maka diperoleh nilai pH = 10.
Baca Juga: Rumus Tetapan Kesetimbangan Kc dan Kp, Serta Hubungan Keduanya
Contoh Soal dan Pembahasan
Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk menambah pemahaman bahasan di atas. Setiap contoh soal dilengkapi dengan pembahasannya. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih!
Contoh 1 – Soal Indikator Asam Basa
Perhatikan data uji pH dua buah air limbah berikut!
Dari hasil pengujian maka pH air limbah 1 dan 2 berturut-turut adalah ….
A. 4,2 ≤ pH ≤ 8,3 dan pH ≥ 10,0
B. pH ≥ 4,2 dan 6,3 ≤ pH ≤ 10,0
C. pH ≤ 8,3 dan pH ≥ 10
D. 4,2 ≤ pH ≤ 8,3 dan 6,3 ≤ pH ≤ 10,0
E. pH ≤ 4,2 dan pH ≥ 10,0
Pembahasan:
Hasil nilai pH untuk limbah 1 berdasarkan indikator:
Metil merah: pH ≤ 4,2
Bromotimol biru: pH ≤ 6,0
Phenolftalin: pH ≤ 8,3
Ketiga hasil di atas menunjukkan bahwa nilai pH limbah 1 ≤ 4,2 (nilai yang memenuhi ketiganya).
Hasil nilai pH untuk limbah 2 berdasarkan indikator:
Metil merah: pH ≥ 6,3
Bromotimol biru: pH ≥ 7,6
Phenolftalin: pH ≥ 10,0
Ketiga hasil di atas menunjukkan bahwa nilai pH limbah 2 ≥ !0,0 (nilai yang memenuhi ketiganya).
Jadi, dari hasil pengujian maka pH air limbah 1 dan 2 berturut-turut adalah pH ≤ 4,2 dan pH ≥ 10,0.
Jawaban: E
Baca Juga: Cara Menghitung pH dan pOH Larutan
Contoh 2 – Soal Indikator Asam Basa
Perhatikan data hasil uji terhadap 2 jenis larutan dengan menggunakan 4 jenis indikator!
Perkiraan pH untuk larutan X dan larutan Y berurutan adalah ….
A. 3,2 – 4,4 dengan 5,8 – 8,3
B. 4,4 – 4,8 dengan 4,7 – 5,4
C. 4,8 – 5,4 dengan 4,4 – 4,8
D. 4,7 – 8,3 dengan 3,2 – 4,0
E. 8,3 – 14,0 dengan 3,2 – 4,2
Pembahasan:
Menentukan pH untuk Larutan X.
Hasil nilai pH berdasarkan indikator:
1) Metil merah: pH ≥ 6,3
2) Metil jingga: pH ≥ 4,4
3) Metil ungu: pH ≥ 5,4
4) Lakmus: pH ≥ 8,3
Dari hasil menggunakan empat indikator asam basa di atas dapat disimpulkan bahwa pH larutan X adalah ≥ 8,3.
Menentukan pH untuk Larutan Y.
Hasil nilai pH berdasarkan indikator:
1) Metil merah: pH ≤ 4,2
2) Metil jingga: 3,2 ≤ pH ≤ 4,4
3) Metil ungu: pH ≤ 4,8
4) Lakmus: pH ≤ 4,7
Dari hasil menggunakan empat indikator asam basa di atas dapat disimpulkan bahwa pH larutan Y adalah antara 3,2–4,2 (gabungan nilai antara metil merah dan metil jingga).
Jadi, perkiraan pH untuk larutan X dan larutan Y berurutan adalah 8,3–14,0 dengan 3,2–4,2.
Jawaban: E
Demikianlah tadi ulasan cara menyimpulkan hasil indikator asam basa unutk mengetahui sifat asam/basa pada suatu larutan. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat!
Baca Juga: 3 Konsep Teori Asam Basa (Arrheinus, Bronsted-Lowry, dan Lewis)