Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan berkaitan erat dengan besar atau tingkat pendapatan. Di mana umumnya besar pendapatan sama dengan penjumlahan banyak konsumsi dan jumlah tabungan. Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan untuk pendapatan Y, konsumsi C, dan tabungan S memenuhi persamaan Y = C + S. Titik di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi disebut Break Even Point (BEP). Pada tingkat pendapatan BEP akan memenuhi persamaan Y = C atau S = 0.
Fungsi yang menunjukkan hubungan tingkat besar konsumsi dengan pendapatan disebut fungsi konsumsi. Sedangkan fungsi yang menunjukkan hubungan besar tabungan dengan pendapatan disebut fungsi tabungan.
Untuk fungsi tabungan C = a + bY di mana a = konstata, b = koefisien, dan Y adalah besar pendapatan. Maka rumus fungsi tabungan akan memenuhi persamaan S = ‒a + (1 ‒ b)Y.
Antara fungsi konsumsi dan fungsi tabungan memiliki hubungan sehingga dapat dinyatakan dalam satu bentuk fungsi ke bentuk lainnya. Bagaimana cara menentukan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan? Bagaimana penggunaan rumus fungsi konsumsi dan fungsi tabungan? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.
Table of Contents
- Pengaruh Perubahan Pendapatan Terhadap Fungsi Konsumsi dan Tabungan
- Bentuk Umum Rumus Fungsi Konsumsi C
- Rumus Fungsi Tabungan S
- Bentuk Umum Rumus Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
- Contoh Soal dan Pembahasan
Baca Juga: Rumus Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawaran
Pengaruh Perubahan Pendapatan Terhadap Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Tingkat konsumsi dan besar tabungan sangat dipengaruhi oleh besar pendapatan. Di mana pendapatan menjadi faktor yang sangat menentukan dalam fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Hubungan antara besar pendapatan dengan konsumsi dan tabungan pada umumnya adalah sebanding atau berbanding lurus.
Perbandingan antara besar konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional (C) dengan besar tingkat pendapatan nasional itu sendiri (Y) dinyatakan dalam nilai APC. Nilai APC (Average Propencity to Consume) merupakan ukuran hasrat untuk mengonsumsi rata-rata. Secara matematis, nilai APC dapat dihitung melalui persamaan APC = C/Y dengan C = tingkat konsumsi dan Y = tingkat tabungan.
Menurut John Maynard Keynes (Bapak Ilmu Ekonomi Makro): “Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan”. Jika pendapatan berubah maka tingkat konsumsi dan tabungan juga berubah. Ukuran perubahan tingkat konsumsi dan tabungan karena pertambahan pendapatan dinyatakan dalam nilai hasrat mengkonsumsi marginal (MPC) dan hasrat menabung marginal (MPS).
MPC (Marginal Propencity to Consume) adalah angka perbandingan antara besar perubahan konsumsi (ΔC) dengan besar perubahan pendapatan nasional (ΔY). MPS (Marginal Propencity to Save) adalah perbandingan antara perubahan tabungan (ΔS) dengan perubahan pendapatan nasional (ΔY). Di mana jumlah antara nilai MPC dan MPS sama dengan satu atau memenuhi persamaan MPC + MPS = 1.
Nilai APC, MPC, dan MPS berguna untuk membentuk fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Cara mendapatkan nilai APC, MPC, dan MPS beserta hubungannya secara matematis dapat diketahui melalui persamaan berikut.
Baca Juga: Pengaruh Pajak dan Subsidi pada Fungsi Penawaran dan Permintaan
Bentuk Umum Rumus Fungsi Konsumsi C
Konsumsi dapat dipahami sebagai kegiatan memakai suatu barang atau jasa yang pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat dan negara sangat erat hubungannya dengan tingkat pendapatan masyarakat dan negara.
Besar konsumsi masyarakat yang dilakukan saat tidak ada pendapatan (pendapatan sama dengan nol) disebut dengan konsumsi otonom. Nilai besar konsumsi otonom dalam fungsi konsumsi merupakan konstanta (a) penyusun fungsi konsumsi C.
Besar konsumsi otonom sama dengan perkalian antara selisih APC dan MPC dengan pendapatan. Secara matematis, besar konsumsi otonom dapat dihitung melalui persamaan a = (APC ‒ MPC)Y.
Besar kecilnya konsumsi yang dilakukan masyarakat ditentukan oleh tingkat pendapatan yang diperoleh. Di mana semakin besar pendapatan akan selalu diikuti peningkatan konsumsi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pendapatan dan konsumsi bersifat positif (sebanding atau berbanding lurus).
Perubahan pendapatan akan membuat tingkat konsumsi juga mengalami perubahan. Ukuran yang menyatakan nilai hasrat mengonsumsi marginal disebut dengan MPC. Nilai MPC dalam fungsi konsumsi C sama dengan nilai koefisien (b) pendatapan.
Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C) dengan pendapatan (Y). Secara matematis fungsi konsumsi dapat dinotasikan C = f (Y) atau C = a + bY. Fungsi konsumsi memiliki syarat mutlak yaitu nilai konstanta a dan koefisien b harus positif (a > 0 dan b > 0).
Baca Juga: Fungsi Penawaran Setelah Pajak dan Titik Keseimbangan Pasar yang Baru
Rumus Fungsi Tabungan S
Sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya akan ditabung. Di mana semakin besar pendapatan akan membuat tabungan semakin besar pula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pendapatan dengan tabungan bersifat positif atau berbanding lurus.
Fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan (S) dengan pendapatan (Y) disebut fungsi tabungan. Persamaan fungsi tabungan dapat diperoleh melalui bentuk umum rumus konsumsi C = a + bY dan persamaan Y = C + S.
Dari persamaan Y = C + S dapat diperoleh fungsi tabungan S = Y – C. Subsitusi fungsi konsumsi C = a + bY pada persamaan tersebut akan menghasilkan rumus fungsi tabungan S.
Fungsi tabungan: S = Y – C
S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = –a + Y – bY
S = –a + (1 – b)Y
Rumus fungsi tabungan S dapat dinotasikan S = f (Y) yang secara umum memenuhi persamaan S = –a + (1 – b)Y. Syarat mutlak fungsi tabungan S adalah nilai a harus positif dan nilai 1‒ b harus positif.
Baca Juga: Fungsi Penawaran Setelah Subsidi
Bentuk Umum Rumus Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Selain dua bentuk rumus fungsi di atas, ada bentuk lain yang dapat digunakan untuk menentukan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Bentuk lain ini digunakan ketika diketahui tingkat konsumsi atau tabungan dan tingkat pendapatan pada dua titik. Rumus fungsi konsumsi dan fungsi tabungan bentuk lainnya sesuai dengan persamaan berikut.
Keterangan untuk bentuk lain rumus fungsi konsumsi dan fungsi tabungan sesuai dengan informasi pada daftar berikut.
- C = tingkat konsumsi
- Y = tingkat pendapatan
- C1 = tingkat konsumsi ke-1
- Y1 = tingkat pendapatan ke-1
- S1 = tingkat tabungan ke-1
- C2 = tingkat konsumsi ke-2
- Y2 = tingkat pendapatan ke-2
- S2 = tingkat tabungan ke-2
Contoh Soal dan Pembahasan
Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk menambah pemahaman bahasan di atas. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasan bagaimana penggunaan rumus fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih!
Contoh 1 – Soal Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Diketahui fungsi tabungan S = ‒6000 milyar + 0,3 Y. Jika pendapatan nasionalnya adalah Rp300.000 milyar maka besarnya konsumsi masyarakat adalah ….
A. Rp 21.600 milyar
B. Rp 210.000 milyar
C. Rp 216.000 milyar
D. Rp 260.000 milyar
E. Rp 270.000 milyar
Pembahasan:
Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh beberapa informasi seperti berikut.
- Fungsi tabungan: S = ‒6000 milyar + 0,3 Y
- Pendapatan nasional: Y = Rp. 300.000 milyar
Fungsi konsumsi C dapat ditentukan melalui informasi yang terdapat pada fungsi tabungan S. Di mana nilai a = 6.000 dan nilai 1 ‒ b = 0,3 yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai b. Dari nilai a dan b berikutnya dapat diperoleh fungsi konsumsi C.
Jadi, besarnya konsumsi masyarakat adalah Rp 216.000 milyar.
Jawaban C
Baca Juga: 5 Macam Koefisien Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Contoh 2 – Soal Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Fungsi konsumsi masyarakat adalah C = 120 M + 0,6Y. Jika pendapatan masyarakat 6.000 M maka jumlah tabungan masyarakat adalah ….
A. 2.280 M
B. 2.250 M
C. 3.600 M
D. 3.720 M
E. 5.500 M
Pembahasan:
Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh beberapa informasi seperti berikut.
- Fungsi konsumsi masyarakat: C = 120 M + 0,6Y
- Pendapatan masyarakat 6.000 M
Dari fungsi konsumsi C dapat ditentukan fungsi tabungan S. Untuk fungsi konsumsi C = 120 M + 0,6Y diketahui nilai a = 120 M dan b = 0,6. Bentuk umum rumus fungsi konsumsi S = ‒a M + (1 ‒ b)Y. Sehingga dapat diperoleh fungsi tabungan S = ‒120 M + (1 ‒ 0,6)Y = ‒120 M + 0,4Y.
Jadi, jumlah tabungan masyarakat adalah Rp2.280 M.
Jawaban: A
Contoh 3 – Soal Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Diketahui pendapatan Pak Anton adalah Rp1.500.000,00 dan konsumsinya adalah Rp1.350.000,000. Konsumsi Pak Anton sama dengan Rp1.550.000,00 ketika pendapatanny naik menjadi Rp1.750.000,00. Berdasarkan data tersebut, maka bentuk fungsi konsumsinya adalah ….
A. C = 150.000 + 0,8Y
B. C = 150.000 + 0,2Y
C. C = 165.000 + 0,3Y
D. C = 200.000 + 0,4Y
E. C = 250.000 + 0,4Y
Pembahasan:
Berdasarkan informasi data yang diberikan pada soal dapat diperoleh beberapa keterangan seperti berikut.
- Pendapatan tingkat ke-1: Y1 = Rp1.500.000,00
- Konsumsi tingkat ke-1: C1 = Rp1.350.000,00
- Pendapatan tingkat ke-2: Y2 = Rp1.750.000,00
- Konsumsi tingkat ke-2: C2 = Rp1.550.000,00
Rumus fungsi konsumsi saat diketahui dua tingkat nilai pendapatan dan konsumsi dapat ditentukan seperti penyelesaian berikut.
Jadi, bentuk fungsi konsumsinya adalah C = 150.000 + 0,8Y.
Jawaban: A
Demikianlah tadi ulasan rumus fungsi konsumsi dan fungsi tabungan beserta contoh penggunannnya. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat!
Baca Juga: Cara Hitung Keseimbangan Pasar dan Letak Titik Keseimbangannya