Udara adalah campuran bermacam-macam jenis gas yang yang terdiri dari 3 unsur utama yaitu udara kering, uap air, dan aerosol. Udara kering di atmosfer bumi terdiri dari 78,09% nitrogen; 20,95% oksigen; 0,93% argon; 0,04% karbon dioksida; dan unsur sisanya. Komponen sisa dari udara dapat berupa gas-gas lain yang terdiri dari neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon, ozon, radon. Campuran gas berupa udara yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi memiliki komponen yang tidak selalu konstan.
Besar tenaga untuk menggerakkan massa udara per satuan luas disebut tekanan udara. Adanya tekanan udara dapat diamati pada peristiwa angin yang berhembus.
Baca Juga: Rumus Besar Tekanan Gas pada Manometer Terbuka
Angin dapat berhembus dari satu tempat ke tempat lainnya dikarenakan adanya perbedaan tekanan udara. Angin akan berhembus dari suatu wilayah yang dengan udara bertekanan tinggi menuju wilayah dengan udara bertekanan lebih rendah. Apa itu tekanan udara? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.
Table of Contents
- Contoh Tekanan Udara dalam Kehidupan
- Pengertian Tekanan Udara
- Jenis-Jenis Tekanan Udara
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Contoh Tekanan Udara dalam Kehidupan
Pernahkah sobat idschool memperhatikan seorang nelayan yang dapat berlayar ke tengah laut untuk mencari ikan, kemudian dapat kembali lagi ke tepi pantai setelah mendapatkan ikan? Peristiwa nelayan berlayar tersebut memanfaatkan arah angin berembus dari darat ke laut, atau sebaluiknya
Biasanya, nelayan tradisional yang memanfaatkan tenaga angin akan mulai berlayar mencari ikan pada malam hari dengan memanfaatkan angin darat. Pada siang keesokan harinya, para nelayan menggunakan angin laut untuk kembali pulang setelah mendapat hasil tangkapan dari laut.
Adanya angin darat dan angin laut tersebut tidak lepas dari adanya perbedaan tekanan udara di suatu wilayah. Sifat daratan adalah cepat menerima panas dan cepat menerima dingin. Angin akan bergerak dari wilayah dengan udara bertekanan lebih besar (tempat dingin) ke wilayah dengan udara bertekanan lebih rendah (tempat panas).
Suhu udara yang tinggi (lebih panas) akan membuat volume molekul udara berkembang sehingga udara akan memiliki tekanan yang rendah. Begitu juga untuk kondisi sebaliknya, suhu udara rendah (lebih dingin) akan membuat volume molekul udara mengempis yang membuat udara menjadi bertekanan tinggi.
Pada malam hari, daratan lebih dingin dibandingkan lautan. Kondisi ini akan membuat uadra di daratan memiliki tekanan yang lebih tinggi dibanding di wilayah laut. Sehingga udara melalui angin akan bergerak dari darat ke laut, peritiwa ini disebut angin darat yang dimanfaatkan nelayan untuk berangkat pergi melaut.
Pada kondisi sebaliknya yaitu pada siang hari, daratan lebih panas dibandingkan lautan. Akibatnya, udara di darat memiliki tekanan yang lebih rendah dari tekanan di laut. Sehingga angin akan bertiup dari laut ke darat, peristiwa ini disebut angin laut yang dimanfaatkan nelayan kembali pulang dari melaut.
Kesimpulan:
- Angin darat: jenis angin yang bergerak dari daratan ke lautan yang terjadi pada malam hari, dimanfaatkan nelayan untuk pergi melaut.
- Angin laut: jenis angin yang bergerak dari lautan ke daratan yang terjadi pada siang hari, dimanfaatkan nelayan untuk kembali ke tepi pantai.
Baca Juga: Bagaimana Terjadinya Angin Darat dan Angin Laut?
Pengertian Tekanan Udara
Tekanan udara adalah sebuah tenaga yang menggerakkan massa partikel udara menekan searah gaya gravitasi bumi. Besar tekanan udara dapat diukur menggunakan sebuah alat yang disebut dengan Barometer yang dinyatakan dalam satuan atm atau cmHg, di mana nilai 1 atm sama dengan 76 cmHg.
Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga semakin tinggi tempat dari permukaan laut maka akan semakin rendah tekanannya. Kondisi ini disebabkan karena semakin tinggi suatu tempat akan semakin berkurang udara yang menekannya.
Udara di puncak gunung memiliki tekanan yang berbeda dengan udara di pantai. Kondisi ini disebabkan karena jumlah partikel udara di puncak gunung semakin kecil yang mengakibatkan gaya gravitasinya kecil sehingga udara akan memiliki tekanan yang lebih kecil.
Baca Juga: Alat Ukur Tekanan Udara – Barometer
Jenis-Jenis Tekanan Udara
Ada dua jenis tekanan udara yaitu tekanan udara vertikal dan horizontal.
Tekanan udara vertikal adalah tekanan udara yang semakin ke atas semakin turun, hal ini dipengaruhi oleh komposisi gas, sifat udara, dan variasi suhu.
- Komposisi gas penyusun: semakin ke atas akan semakin berkurang.
- Sifat udara dapat dimampatkan: kekuatan gravitasi semakin ke atas semakin lemah.
- Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer: semakin tinggi suatu tempat maka suhu akan semakin naik.
Tekanan udara horizontal adalah tekanan udara yang dipengaruhi oleh suhu udara. Suatu wilayah dengan suhu udara tinggi akan memiliki udara dengan tekanan rendah. Dan sebaliknya, wilayah dengan suhu udara rendah akan memiliki udara bertekanan tinggi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh lintang tempat, persebaran daratan dan lautan, dan pergeseran posisi matahari tahunan.
Baca Juga: Rumus Tekanan Gas/Udara pada Manometer Tertutup
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pada bahasan sebelumnya disebutkan bahwa lintang tempat, persebaran daratan dan lautan, serta pergeseran matahari tahunan akan mempengaruhi besar tekanan udara horizontal. Pengaruh sebaran daratan dan lautan sangatlah jelas ada lintang pertengahan, sehingga akan mempengaruhi besar kecilnya tekanan udara.
Temperatur akan membuat udara mempunyai perubahan tekanan. Apabila temperatur udara tinggi maka volume molekul udara berkembang sehingga tekanannya menjadi rendah, berlaku juga untuk kondisi sebaliknya.
Dengan demikian, pengaruh matahari terhadap suhu atau temperatur di suatu tempat juga berpengaruh pada besar atau kecilnya tekanan udara. Faktor yang demikian disebut sebagai faktor geografis suatu wilayah dalam menyerap sinar matahari.
Wilayah yang banyak menerima sinar matahari akan memiliki suhu panas dan udara dengan tekanan yang rendah. Sementara wilayah yang hanya menerima sedikit sinar matahari akan bersuhu dingin namun memiliki udara dengan tekanan yang tinggi.
Selain volume sinar matahari yang diperoleh suatu wilayah, faktor lain yang juga mempengaruhi besar tekanan udara adalah sifat fisis wilayah tertentu.
Misalnya, daratan cenderung cepat menerima panas matahari sehingga udara akan cepat terasa panas dan udara akan bertekanan rendah. Kondisi berkebalikan pada daerah lautan atau daerah pantai yang lambat menyerap panas matahari sehingga suhunya lebih dingin dan akan membuat udara cenderung bertekanan lebih tinggi.
Namun demikian, daratan juga lebih cepat melepas panas sedang lautan lebih lambat melepasnya. Sehingga pada malam hari, kondisinya akan berkebalikan pada kondisi siang hari.
Baca Juga: Contoh Perpindahan Panas Secara Konveksi
Ketinggian suatu tempat juga akan mempengaruhi besar atau kecilnya tekanan udara suatu wilayah. Semakin tinggi suatu tempat, lapisan udara akan semakin tipis dan semakin renggang sehingga udara akan memiliki tekanan yang semakin rendah.
Kesimpulannya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya tekanan udara di suatu tempat yaitu sebaran lautan dan daratan, temperatur/suhu, volume sinar matahari di suatu wilayah, dan tinggi/rendahnya tempat.
Itulah tadi bahasan materi mengenai apa itu tekanan udara yang meliputi bahasan pengertian, jenis-jenisnya, dan faktor-faktor yang mempengaruhi besar/kecilnya. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.
Baca Juga: Cara Melakukan Konversi Suhu