Penggunaan Huruf Miring yang Benar dalam Sebuah Kalimat

Huruf miring atau lebih tepatnya huruf yang dicetak miring ditemukan pada penulisan beberapa kata dalam sebuah bacaan dengan Bahasa Indonesia. Nyatanya, untuk menggunakan huruf miring dalam sebuah kalimat untuk karya ilmiah memiliki aturan yang perlu diikuti. Penggunaan huruf miring yang benar dalam sebuah kalimat mengikuti aturan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

Aturan penggunaan huruf miring yang benar dalam sebuah kalimat digunakan saat menulis karya ilmiah. Beberapa karya ilmiah antara lain meliputi tugas akhir skripsi, jurnal, makalah, dan lain sebagainya. Salah satu contoh penggunaan huruf miring yang benar dalam sebuah kalimat ditunjukkan seperti berikut.

Penggunaan Huruf yang Miring

Penggunaan huruf miring terdiri dari secara ringkas terdapat dalam tiga aturan. Ketiga aturan tersebut meliputi penggunaan huruf miring pada judul sumber kutipan, pengkhususan huruf/kata, dan penggunaan bahasa daerah atau bahasa asing.

Bagaimana contoh penggunaan huruf miring yang benar dalam sebuah kalimat? Bagaimana saja aturan penggunaan huruf miring yang benar dalam sebuah kalimat? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.

Table of Contents

Baca Juga: Pemakaian Huruf Kapital Sesuai Ejaan yang Benar

Penggunaan Huruf Miring Pada Penulisan Judul Sumber Kutipan

Sebuah bacaan sering mencantumkan judul suatu karya yang menjadi sumber kutipan. Kutipan adalah pengambilan gagasan dari suatu sumber. Penggunaan kutipan bertujuan untuk memperkuat suatu pernyataan atau pendapat. Bentuk karya yang dapat menjadi sumber kutipan dapat berupa buku, nama majalah, atau nama surat kabar.

Penggunaan huruf miring untuk menuliskan judul sumber kutipan juga berlaku pada penulisan judul sumber dalam daftar pustaka.

Contoh Penggunaan Huruf Miring yang Benar dalam Sebuah Kalimat

Contoh penggunaan huruf miring yang benar pada penulisan judul sumber kutipan:

  • Data tersebut diperoleh dari surat kabar Tempo.
  • N. Mursidi adalah pengarang dari autobiografi dari buku dengan judul Tidur Berbantal Koran.
  • Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
  • Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Baca Juga: Cara Menuliskan Daftar Pustaka yang Benar

Penggunaan Huruf Miring untuk Menegaskan/Mengkhususkan Kata

Dalam sebuah bacaan terkadang ada kata yang dikhusukan atau ditegaskan untuk menunjuk suatu kata tertentu. Cara menuliskannya dalam sebuah kalimat dapat menggunakan huruf miring. Penggunaan huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Contoh penggunaan huruf miring untuk mengkhusukan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata dalam sebuah kalimat:

  • Huruf pertama dari kata munajat adalah m.
  • Buatlah kalimat menggunakan ungkapan adu domba!
  • Setiap muslim wajib membayar zakat kecuali yang tidak mampu.

Penggunaan Huruf Miring pada Kata/Ungkapan dalam Bahasa Daerah atau Bahasa Asing

Bahasa daerah atau bahasa asing sering dipakai dalam sebuah kalimat. Untuk menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing dalam sebuah kalimat perlu untuk dicetak miring.

Bahasa daerah atau bahasa regional adalah bahasa yang umumnya digunakan pada suatu wilayah negara berdaulat. Contoh bahasa daerah di Indonesia antara lain Bahasa Jawa, Sunda, Mandar, Meoswar, dan lain sebagainya.

Sementara bahasa asing adalah bahasa yang tidak digunakan oleh orang di suatu wilayah. Misalkan di Indonesia, contoh bahasa asing diantaranya adalah Bahasa Mandarin, Arab, Inggris, Jepang dan lain sebagainya.

Contoh penggunaan bahasa daerah atau bahasa asing dalam sebuah kalimat:

  • Pohon melinjo memiliki nama ilmiah Gnetum gnemon.
  • Semboyan negara Indonesia adalah bhinneka tunggal ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
  • Masyarakat Jawa memiliki budaya gugur gunung untuk kegiatan sebagai kepentingan umum.
  • Kama merupakan Bahasa Swahili yang berarti suka.

Catatan tambahan:
Nama diri seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.

Baca Juga: Cara Menentukan Ide Pokok Suatu Bacaan

Contoh Soal dan Pembahasan

Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk menambah pemahaman bahasan di atas. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasannya. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih!

Contoh 1 – Penggunaan Huruf Miring

Kalimat berikut yang sesuai dengan ejaan adalah ….
A. Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Belanda dan melanjutkan ke Sekolah Dokter Bumiputera.
B. Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negara.
D. Ki Hajar Dewantara lebih memilih untuk menjadi wartawan daripada dokter.
E. Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Pembahasan:
Penulisan huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, majalah, atau surat kabar yang menjadi sumber kutipan. Dari empat kalimat yang diberikan pada pilihan ganda, judul sumber kutipan dicetek miring terpadat pada pilihan D. Nama seseorang, tempat (nama sekolah), dan profesi tidak perlu ditulis dengan cetak miring.

Jadi, kalimat yang sesuai ejaan adalah: Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Jawaban: D

Contoh 2 – Penggunaan Huruf Miring

Contoh Soal Penggunaan Huruf Miring

Pembahasan:
Penulisan judul sumber dalam sebuah kalimat menggunakan huruf miring. Selain itu dalam penulisan judul juga perlu menggunakan huruf kapital di setiap awal kata, kecuali kata hubung seperti yang atau dan. Jadi, penulisan judul buku yang tepat adalah Cerdas Memilih Sayuran yang Bergizi dan Menyehatkan.

Jawaban: D

Contoh 3 – Penggunaan Huruf Miring

Cermati kalimat berikut!
Untuk sukses dalam usaha perikanan, ia tekun membaca buku yang berjudul cara merawat ikan patin dan ikan bandeng di air payau.

Penulisan judul buku yang sesuai dengan ejaan yang berlaku adalah ….
A. Cara merawat ikan patin dan ikan bandeng di air payau
B. Cara merawat Ikan Patin dan Ikan Bandeng di air payau
C. Cara Merawat Ikan Patin Dan Ikan Bandeng Di Air Payau
D. Cara Merawat Ikan Patin Dan Ikan Bandeng di Air Payau
E. Cara Merawat Ikan Patin dan Ikan Bandeng di Air Payau

Pembahasan:
Penulisan sumber judul kutipan dalam sebuah kalimat ditulis dengan huruf miring. Judul yang ditulis dengan awalan huruf kapital pada setiap kata kecuali untuk kata hubung (seperti dan) dan kata depan seperti (seperi di). Jadi, penulisan judul buku yang sesuai dengan ejaan yang berlaku adalah Cara Merawat Ikan Patin dan Ikan Bandeng di Air Payau.

Jawaban: E

Demikianlah tadi ulasan penggunaan huruf miring yang benar dalam sebuah kalimat. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat!

Baca Juga: Contoh Kesalahan Penulisan pada Surat Resmi dan Perbaikannya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *