Setiap suku di Indonesia memiliki cara untuk merayakannya, misalnya di jawa ada adat pernikahan yang disebut dengan upacara panggih. Dalam upacara panggih, pasangan yang menikah beserta keluarganya menggunakan budaya adat jawa. Di mana bagian bawah pasangan yang menikah menggunakan selembar kain dengan motif batik yang disebut jarik. Ada banyak motif batik, namun hanya beberapa motif batik untuk pernikahan adat Jawa yang digunakan
Beberapa motif batik untuk pernikahan adat jawa dapat berupa motif sidomukti, sidoasih, dan sidoluhur. Selain itu, dalam pernikahan adat jawa juga dapat menggunakan motif batik truntum, grompol, cakar ayam, simbar lintang, parang kusuma, dan semen ageng.
Beberapa motif batik untuk pernikahan adat jawa yang digunakan dalam acara pernikahan memiliki makna motif yang sesuai. Di mana motif – motif batik untuk pernikahan adat jawa tersebut secara garis besar memiliki makna tentang hidup, cinta, dan kebahagiaan.
Bagaiman bentuk dari setiap motif batik untuk pernikahan adat Jawa? Apa makna dibalik setiap motif batik untuk pernikahan adat jawa? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.
Table of Contents
- Bentuk Aneka Motif Batik untuk Pernikahan Adat Jawa
- 1. Batik Sidomukti
- 2. Sidoasih
- 3. Sidoluhur
- 4. Batik Truntum
- 5. Motif Batik Grompol
- 6. Motif Batik Cakar Ayam
- 7. Motif Batik Sambar Lintang
- 8. Motif Batik Parang Kusuma
- 9. Motif Batik Semen Ageng
Bentuk Aneka Motif Batik untuk Pernikahan Adat Jawa
Masyarakat Jawa, terlebih yang hidup di jaman dahulu, memiliki kepercayaan bahwa motif kain batik memiliki makna dan dapat mempengaruhi kehidupan. Sehingga, penggunaan kain dengan motif batik tertentu perlu disesuaikan dengan acaranya.
Ada beberapa motif batik untuk pernikahan adat Jawa yang bisa digunakan, namun ada juga motif batik yang dilarang untuk digunakan dalam pertnikahan.
Contoh motif batik untuk pernikahan adat Jawa yang dapat digunakan adalah sidomukti, sidoasih, dan sidoluhur. Beberapa motif batik untuk pernikahan adat jawa terdapat pada motif-motif batik berikut.
Sementara motif batik untuk pernikahan adat Jawa yang umunya masih dilarang adalah batik parang dan slobog. Di mana penggunaan batik parang khusus untuk raja dan keluarga inti raja. Sementara batik motif soblog biasanya digunakan untuk melayat yang maknanya identik dengan lambang kematian.
Baca Juga: 5 Keunikan Joglo (Rumah Adat dari Jawa)
1. Batik Sidomukti
Penamaan sidomukti berasal dari Bahasa Jawa yang terdiri dari kata sida dan mukti. Sida dalam Bahasa Indonesia berarti jadi atau menjadi, sedangkan mukti artinya bahagia. Sehingga, motif sidomukti memiliki pengharapan bahwa pemakainya dapat hidup bahagia dan makmur sentosa.
Motif batik sidomukti juga memiliki simbol harapan akan kedudukan tinggi, bersifat pemurah, dan dapat melaksanakan tugas kepemimpinan dengan baik.
Motif Sidomukti menjadi salah satu motif batik untuk pernikahan adat Jawan yang digunakan oleh kedua mempelai (pasangan pengantin). Bentuk motif batik sidamukti berupa pola yang terdiri dari kerang, pohon hayat, burung, bintang, sawat/sayap, dan garuda. Makna simbol dari setiap bentuk pola/motif tersebut diberikan seperti berikut.
- Kerang: dunia bawah atau air yang berarti kelapangan hati
- Pohon hayat: dunia tengah yang memiliki makna kehidupan dan kemakmuran
- Bintang: kesentosaan, makmur sandang pangan
- Sawat: perisai berupa satu sayap burung garuda mewakili sifat tabah pada
- Garuda: kepemimpinan dan kejantanan
2. Sidoasih
Batik sidoasih memiliki motif dengan simbol harapan agar pemakainya disenangi banyak orang. Sebagaimana kata asih yang berarti sayang, motif batik sidoasih dikenal sebagai lambang kasih sayang.
Pola pada motif batik sidoasih berupa gambar tanaman atau gunung. Tanaman merupakan lambang persemaian, sedangkan gunung melambangkan tempat tanaman saling tumbuh. Dalam motof batik sidoasih terdapat detail ornamen-ornamen seperti dedaunan, tangkai tanaman, bunga, atau kuncup bunga.
Sidoasih menjadi motif batik untuk pernikahan adat Jawa yang biasanya digunakan karena memiliki makna akan harapan kehidupan barunya dengan lebih romantis, semakin penuh cinta dan kasih sayang.
3. Sidoluhur
Bentuk pola/motif batik sidoluhur menggambarkan proses hidup di bumi. Kata sida mempunyai arti jadi/menjadi, kata luhur berarti terpuji tinggi dan berwibawa. Dalam motif batik sidoluhur memlii pengharapan akan kehidupan bahagia dan mempunyai pangkat yang tinggi. Harapan lain dalam motif sidoluhur juga memuat harapan akan sifat adil, berbudi luhur, dan tabah menghadapi badai kehidupan.
Kain batik sidoluhur menjadi motif batik untuk pernikahan adat Jawa yang biasanya dikenakan oleh pengantin dan kedua orang tua mempelai pada upacara adat jawa.
Kobinasi bentuk pola batik sida luhur terdiri dari meru (puncak gunung), pohon hayat, burung, tumbuh-tumbuhan dan sawat (garuda bersayap satu).
- Meru: puncak gunung tinggi sebagai tempat para dewa yang menebar keadilan di muka bumi
- Pohon hayat: simbol kehidupan dan kemakmuran
- Burung: elemen hidup dari udara/angin yang melambangkan watak luhur
- Sawat: berupa lambang matahari/mahkota/kejantanan bermakna ketabahan
4. Batik Truntum
Batik dengan motif truntum terletak pada bidang berbentuk segi empat. Bentuk pola batik motif truntum menggambarkan bunga yang bermakna tumbuh lagi. Simbol yang terkandung dalam motif batik truntum memiliki pengharapan agar selalu terjadi hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang.
Kain batik dengan motif truntum biasanya dikenakan oleh kedua orang tua mempelai pada saat midodareni.
Baca Juga: Tahapan atau Urutan Acara dalam Upaca Panggih
5. Motif Batik Grompol
Kata grompol mempunyai makna bergerombol atau berkumpul. Simbol dalam motif batik gerompol memiliki harapan agar dalam kehidupannya seperti pohon dengan bunga dan buah yang lebat. Konotasi simbol tersebut memiliki banyak anak dan rejeki. Makna simbol lain dalam motif batik grompol adalah harapan akan masa depan cerah, senantiasa mendapatkan rahmat, rukun, tentram, dan sejahtera.
Batik dengan motif grompol digunakan oleh calon pengantin wanita dalam upacara perkawinan adat jawa pada saat upacara siraman oleh calon pengantin.
6. Motif Batik Cakar Ayam
Benntuk motif batik cakar ayam berupa motif ceplok yang tersusun atas garis putus-putus, titik titik, dan variasinya. Nama motif batik ini sesuai dengan bentuknya yang menonjol dengan motif yang membentuk jari-jari (cakar) ayam.
Dimana fungsi dari cakar ayam tersebut berguna dalam upaya mencari makan. Bagaimana cara menggunakan cakarnya melambangkan semangat hidup manusia di masa mendatang. Simbol motif batik cakar ayam mengandung harapan dapat mencari nafkah sendiri. Selain itu juga memuat simbol harapan akan banyak rejeki dan anak, serta hidup tenteram dan sejahtera.
7. Motif Batik Sambar Lintang
Batik sambar lintang memiliki motif ceplok yang menggambarkan rupa angkasa dengan hiasan cahaya bintang di malam hari. Kombinasi pola batik simbar lintang terdiri dari bunga bertajuk delapan dan motif bersimbar bertajuk empat. Bentuk motif tersebut memiliki makna simbol serupa dengan jantra atau cakar. Di mana dalam kepercayaan Hindu Jawa dianggap sebagai lambang hidup yang kekal.
Batik simbar lintang dikenakan sebagai busana pengantin pria dan wanita dalam upacara sepasaran.
Simbol dalam motif batik simbar lintang memiliki harapan akan kehidupan akan pasangan pengantin yang senantiasa mendapatkan anugerah. Di mana secara lebih luas lagi bentuk anugerah yang diharakan berupa kesentosaan, kebahagiaan, makmur sandang pangan, dan sejahtera selama-lamanya.
8. Motif Batik Parang Kusuma
Kain batik dengan motif parang kusuma berupa garis diagonal dengan motif api/parang yang saling bertolak belakang dengan motif mlinjon (motif berbentuk belah ketupat). Pada bagian tengah motif api terdapat dua motif bunga kecil bertajuk tiga dan saling bertolak belakang.
Makna kata kusuma berarti bunga yang memiliki makna generasi harapan. Sedangkan parang adalah nama sebuah senjata yang dapat diartikan sebagai simbol keberanian. Motif batik parang kusuma biasanya digunakan untuk busana pengantin Kasatrian Ageng.
9. Motif Batik Semen Ageng
Semen berarti tunas yang memiliki pemkanaan sebagai tumbuhnya tanaman sehingga membuat indahnya alam. Ageng berarti besar yang memiliki pengertian hanya boleh digunakan oleh raja dan kerabatnya.
Pola batik semen ageng mempunyai motif dengan unsur meru/puncak gunung, lidah api, burung, perahu, pusaka, dan sawat/sayap. Bentuk motif batik semen ageng memiliki pengharapan akan hidup bahagia dan dapat menjadi pemimpin yang berbudi luhur. Selain itu dalam motif tersebut juga terdapat harapan akan sifat lapang dada, selalu tabah menghadapi cobaan, dan dapat menunaikan tugas sebaik-baiknya.
Penggunaan motif batik semen ageng dalam upacara adat jawa oleh pengantin pria dan wanita.
Demikianlah tadi ulasan motif batik untuk pernikahan adat jawa yang bisa digunakan untuk pengantin dan keluarganya. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat!