Jenis-jenis tanah yang terdapat di permukaan bumi sangat beragam dengan karakteristik yang berbeda-beda. Untuk jenis-jenis tanah yang terdapat di Indonesia meliputi tanah litosol, vulkanis, podsol, podsolik merah kuning, laterit, kapur, mergel, serta grumosol. Dalam jenis-jenis tanah vulkani dapat dibedakan lagi menjadi regosol, andosol, latosol, dan aluvial. Dan untuk jenis-jenis tanah organosol/histosol dapat terdiri dari tanah gambut dan humus.
Soil atau tanah adalah suatu benda alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan, bahan anorganik, bahan organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut Pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut Pedogenesa.
Bagian paling atas dari litosfer adalah lapisan tanah Pedosfer yang berlangsung proses pembentukan tanah. Di mana faktor pembentukan tanah dipengaruhi oleh iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Adanya faktor yang memengaruhi pembentukan tanah membuat jenis-jenis tanah di permukaan bumi menjadi beragam.
Jenis-jenis tanah memiliki warna dan karakteristik yang berbeda, misalnya tanah kapur berwarna putih dan tanah latosol cenderung berwarna merah. Faktor yang menyebabkan adanya perbedaan warna tanah yang membedakan jenis-jenis tanah pada umumnya karena perbedaan kandungan bahan organik. Jika semakin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah akan semakin gelap.
Baca Juga: Lapisan Air yang Menyelimuti Permukaan Bumi (Hidrosfer)
Apa saja karakteristik dari setiap jenis-jenis tanah? Di mana saja persebaran dari jenis-jenis tanah dapat ditemui? Sobat idschool dapat mencari tahu banyak jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia melalui ulasan di bawah.
Table of Contents
- 1. Tanah Litosol (Tanah Berbatu-Batu)
- 2. Jenis-Jenis Tanah Vulkanis
- 3. Organosol/Histosol
- 4. Tanah Podsol
- 5. Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK)
- 6. Tanah Laterit
- 7. Tanah Kapur/Mediteran
- 8. Tanah Mergel
- 9. Grumosol
1. Tanah Litosol (Tanah Berbatu-Batu)
Tanah litosol memiliki tekstur beraneka ragam yang umumnya berpasir, terdapat kandungan batu/kerikil, tidak berstruktur, dan kesuburannya bervariasi (cenderung rendah). Asal tanah litosol terbentuk akibat dari perlapukan battu-batuan keras seperti batuan beku dan sedimen.
Tanah litosol pada lapisan permukaan tanah umumnya tidak terlalu tebal, sekitar kurang dari 30 cm. Kandungan unsur hara pada tanah litosol sangat sedikit sehingga tidak cocok untuk pertanian karena kurang subur. Tumbuhan yang dapat tumbuh pada jenis tanah litosol adalah pohon besar di hutan, palawija, dan padang rumput.
Karakteristik tanah litosol:
- Terdapat batu/kerikil
- Memiliki tekstur yang bermacam-macam
- Berasal dari batu-batuan keras (batuan beku dan sedimen)
- Kandungan unsur haranya rendah
Keberadaan tanah litosol dapat dijumpai pada daerah dengan segala iklim yang umumnya dapat ditemukan di lereng gunung dan pegunungan. Persebaran tanah litosol di Indonesia meliputi wilayah Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi.
2. Jenis-Jenis Tanah Vulkanis
Jenis-jenis tanah di Indonesia berikutnya dalah tanah vulkanis. Sesuai namanya, tanah vulkanis mempunyai hubungan erat dengan aktivitas vulkanisme atau letusan gunung api.
Pembentukan tanah vulkanis berasal dari pelapukan material padat/cair hasil aktivitas gunung meletus. Bahan-bahan material yang keluar dari perut gunung berapi akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah vulkanis.
Tanah vulkanis memiliki tingkat kesuburan yang tinggi karena mengandung banyak unsur hara atau mineral yang dibutuhkan tanaman. Sehingga tanah vulkanis biasanya digunakan di daerah pertanian dan perkebunan. Persebaran jenis-jenis tanah vulkanis berada di wilayah yang banyak terdapat gunung api seperti Pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Lombok.
Ada beberapa macam tanah vulkanis berdasarkan karekteristik tanah vulkanis. Di mana jenis-jenis tanah vulkanis meliputi tanah regosol, andosol, latosol, dan aluvial/endapan.
2.1 Tanah Regosol
Tanah regosol adalah jenis-jenis tanah vulkanis yang mempunyai butir kasar dan mengandung bahan organik yang sedikit. Asal jenis tanah dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Tekstur dari tanah regosol berupa butiran kasar dengan variasi warna yakni merah, kuning, coklat kemerahan, serta coklat kekuningan. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon (penyusun profil tanah).
Karakteristik tanah regosol:
- Memiliki butiran kasar, bertekstur pasir
- Belum menampakan adanya lapisan horizontal.
- Memiliki variasi warna: merah, kuning, coklat kemerahan, serta coklat kekuningan
- Peka terhadap erosi
- Kaya unsur hara
- Cenderung gembur
- Kesuburan sedang
- Mampu menyerap air yang tinggi
- Nilai pH umumnya netral
Tanaman yang cocok tumbuh pada tanah regosol adalah palawija, tembakau, dan buah-buahan. Penyebaran tanah regosol terdapat di daerah lereng vulkanik muda dan pantai. Wilayah di Indoensia yang banyak terdapat tanah regosol adalah di wilayah Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara.
2.2 Tanah Andosol
Proses terbentuknya tanah andosol berasal dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Tanah andosol merupakan jenis tanah dengan kandungan mineral yang telah mengalami perkembangan profil tanah.
Tekstur tanah andosol adalah berbutir halus, tidak mudah tertiup angin, dan gembur. Warna dari tanah andosol adalah coklat-kekelabuan sampai hitam. Kandungan organik tinggi dengan tekstur geluh berdebu, gembur, dan memiliki daya serap sedang. Sehingga, tanah andosol merupakan jenis tanah yanng sangat cocok digunakan untuk pertanian.
Karakteristik tanah andosol:
- Telah mengalami perkembangan profil tanah dengan solum agak tebal
- Berwarna agak cokelat-kekelabuan sampai hitam
- Memiliki kandungan organik tinggi
- Tekstur tanah geluh berdebu, gembur
- Kejenuhan basa tinggi
- Memiliki daya absorpsi/serap sedang
- Kelembapan tinggi
Persebaran tanah andosol di Indonesia berada di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.
Baca Juga: Daur Karbon dan Oksigen
2.3 Tanah Latosol
Tanah latosol adalah tanah vulkanis dengan karakteristik berwarna merah hingga kuning dan mengandung bahan organik sedang dengan sifat yang asam. Tanah latosol merupakan jenis tanah tua yang terbentuk dari batu api yang mengalami proses pelapukan lebih lanjut. Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan atau terjadi diferensiasi horizon (lapisan penyusun profil tanah).
Tekstur dari tanah latosol adalah lempung, remah sampai gumpal, dan gembur sampai agak teguh. Penyebaran tanah latosol di daerah beriklim basah dengan curah hujan berkisar lebih dari 300–1.000 meter. Tanah ini cocok untuk hutan tropis. Jenis tanaman yang cocok ditaman pada tanah latosol adalah padi, karet, kopi, kelapa, dan palawija.
Karakteristik tanah latosol:
- Memiliki kedalaman tanah yang dalam
- Tekstur lempung, remah sampai gumpal, gembur sampai agak teguh
- Berwarna cokelat, merah, sampai kuning
Persebaran tanah latosol di wilayah Indonesia terdapat di daerah Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa, Bali, Minahasa, dan Papua.
2.4 Tanah Alluvial (Tanah Endapan)
Asal terbentuknya tanah alluvial dari sedimen atau endapan lumpur yang dibawa aliran sungai. Jenis tanah ini merupakan hasil erosi yang terbawa ke hilir sungai yang mengendap bersama dengan lumpur sungai. Sehingga, jenis tanah aluvial umumnya ditemukan di wilayah dataran rendah atau di bagian hilir sungai.
Tanah aluvial dikenali dengan warna coklat sampai kelabu. Bisanya, tanah jenis ini cukup subur untuk ditanami berbagai jenis tanaman karena mempunyai kandungan air yang cukup.
Karakteristik tanah aluvial:
- Berwarna coklat hingga kelabu
- Subur, mengandung kandungan cukup air
- Berasal dari bahan induk aluvium
- Memiliki tekstur beraneka ragam
- Belum terbentuk struktur tanah
- Konsistensi tanah dalam keadaan basah lekat
- Nilai pH bervariasi
- Tingkat kesuburan antara sedang hingga tinggi
Penyebaran tanah aluvial berada di daerah dataran aluvial sungai/pantai dan daerah cekungan (depresi). Beberapa wilayah di Indonesia yang banyak terdapat jenis tanah aluvial adalah Sumatera bagian timur, bagian utara Pulau Jawa, Kalimantan bagian selatan dan tengah, serta Papua bagian utara dan selatan.
Baca Juga: Keuntungan Letak Indonesia pada Pertemua Tiga Lempeng Tektonik
3. Organosol/Histosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang terbentuk karena pembusukan bahan-bahan organik seperti pada berbagai bagian tumbuhan (akar, batang, daun, dan lain sebagainya). Ada dua jenis tanah organosol atau hitosol berdasarkan proses terbentukny. Jenis-jenis tanah organosol atau histosol terdiri dari tanah gambut dan tanah humus.
3.1 Tanah Gambut
Tanah gambut dihasilkan dari pembusukan bahan organik yang kurang sempurna karena pada wilayah tersebut tergenang air. Asal tanah gambut dari bahan induk organik seperti dari tumbuhan atau rumput rawa. Jenis tanah ini biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan bercurah hujan tinggi.
Istilah gambut merupakan kata serapan dari Bahasa Banjar. Nama tanah gambut di berbagai belahan dunia lebih dikenal dengan bog, moor, muskeg, pocosin, atau mire.
Kandungan kandungan zat hara pada tanah gambut biasanya berjumlah sedikit, sehingga umumnya kurang subur. Sekalipun kurang subur, tanah gambut ini masih dapat dimanfaatkan untuk persawahan, palawija, karet, dan kelapa.
Karakteristik tanah gambur:
- Tidak terjadi diferensiasi horizon secara jelas
- Ketebalan lebih dari 0,5 meter
- Berwarna cokelat sampai kehitaman
- Tekstur lempung hingga tidak berstruktur
- Konsistensi tidak lekat-agak lekat
- Kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung
- Kandungan organik lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir
- Umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0)
- Memiliki kandungan unsur hara rendah
Penyebaran tanah gambut di wilayah Indonesia umumnya terdapat di daerah Kalimantan, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, dan Papua bagian selatan.
3.2 Tanah Humus
Asal tanah humus juga terbentuk dari bahan organik yang mengalami pelapukan. Pembedanya dengan tanah gambut, tanah humus merupakan tanah organik yang dihasilkan dari pembusukan bahan organik secara sempurna. Jenis tanah ini dapat ditemukan di bawah bebatuan dan tumbuh-tumbuhan yang lebat. Warna dari tanah humus adalah kehitaman dengan tekstur gembur.
Tanah humus memiliki kandungan mineral yang tinggi dan kaya akan unsur hara. Sehingga tanah humus memiliki sifat yang sangat subur dan dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang baik.
Karakteristik tanah humus:
- Berwarna kehitaman
- Mudah basah
- Mengandung bahan organik
- Sangat subur
- Gembur
Wilayah Indonesia tempat persebaran tanah humus terdapat di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, dan sebagian wilayah Sulawesi.
Baca Juga: 3 Jenis Batuan Penyusun Litosfer Bumi
4. Tanah Podsol
Jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia berikutnya adalah tanah posol. Tanah podsol terbentuk di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi. Sehingga, keberadaan tanah podsol umumnya ditemui di daerah beriklim basah (curah hujan lebih dari 2.000 mm/tahun).
Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil tanah. Kandungan unsur hara dan bahan organik dalam tanah podsol rendah sehingga jenis tanah ini tergolong kurang subur.
Tanah podsol dikenali melalui kandungan pasir kuarsanya tinggi dengan tekstur lempung sampai pasir dan strukturnya menggumpal. Jenis tanah ini dapat dimanfaatkan untuk media tanaman kelapa sawit, jambu mete, dan palawija.
Karakteristik tanah podsol:
- Sedikit mengandung unsur hara
- Memiliki kandungan bahan organik yang rendah
- Kurang subur
- Berwarna kuning hingga kuning keabuan, pucat
- Bertekstur pasir hingga lempung
- Terdapat kandungan pasir kuarsa tinggi
- Sangat asam
- Peka terhadap erosi
Wilayah Indonesia yang terdapat tanah podsol berada di Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Papua.
5. Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK)
Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) adalah jenis-jenis tanah di Indonesia yang terbentuk dari batuan kuarsa. Bentuk tekstur dari tanah podsolik merah kuning beragam, dari pasir hingga bebatuan kecil. Tanaman yang cocok tumbih pada jenis tanah podsolik merah kuning adalah karet, pinus, dan akasia.
Karakteristik tanah podsolik merah kuning:
- Berwarna merah sampai kuning
- Bersifat asam (nilai pH nya rendah)
- Kandungan unsur haranya rendah
- Kandungan bahan organiknya rendah
Tanah jenis ini banyak ditemukan di Sumatera, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit merupakan jenis-jenis tanah hasil pencucian karena pengaruh rendah dan curah hujan tinggi. Tanah jenis ini termasuk tanah yang sudah tua. Karena proses pembentukannya melibatkan curah hujan yang tinggi, banyak mineral yang dibutuhkan tanaman jadi hilang dari tanah jenis ini. Banyaknya kandungan mineral yang hilang membuat jenis tanah ini tidak subur.
Karakteristik tanah laterit:
- Warna cokelat kemerah-merahan
- Banyak mengandung sisa oksidasi besi dan alumunium
- Kandungan mineral untuk tanaman rendah
- Tidak subur
- Persebaran tanah laterit berada di daerah Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
7. Tanah Kapur/Mediteran
Tanah kapur atau mediterania merupakan jenis-jenis tanah di Indonesia yang berasal dari hasil pelapukan bebatuan kapur. Sifat tanah kapur keras, warnanya putih kecoklatan. Tanah kapur sangat mudah dilalui air dan sedikit mengandung humus. Sehingga jenis tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Beberapa tanaman yang dapat tumbuh pada tanah kapur adalah pohon jati dan palawija.
Karakteristik tanah kapur:
- Berasal dari bebatuan kapur
- Berwarna putih kecoklatan
- Memiliki kandungan unsur hara yang rendah
- Keras
- Kurang subur
Di Indonesia, tanah kapur tersebar di daerah kering seperti gunung kidul Yogyakarta dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
8. Tanah Mergel
Tanah mergel adalah tanah yang terbentuk dari hasil campuran pelarutan kapur, pasir dan tanah liat karena peristiwa air hujan. Sifat dari jenis tanah ini hampir sama dengan tanah kapur. Pembeda tanah mergel dengan tanah kapur adalah bentuknya yang mirip seperti pasir. Jenis tanah ini subur dan bisa ditanami oleh persawahan dan perkebunan. Tanaman yang sangat cocok tumbuh di tanah mergel adalah pohon jati.
Karakteristik tanah mergel:
- Mempunyai kandungan mineral yang tinggi
- Terdapat kandungan air yang tinggi
- Subur
Tanah jenis mergel banyak ditemukan di Jawa Tengah (Solo), Jawa Timur (Madiun dan Kediri).
9. Grumosol
Jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia berikutnya adalah tanah grumosol. Di maan tanah grumusol berasal dari batu kapur, batuan lempung yang tersebar didaerah iklim subhumid atau subarid (curah hujan kurang 2.500 mm/tahun).
Tanah grumosol merupakan tanah mineral yang memiliki perkembangan profil tanah. Jenis tanah ini memiliki kandungan bahan organik rendah karena dari batuan kapur. Sehingga, jenis tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman.
Karakteristik tanah grumosol:
- Berasal dari batu kapur, kurang subur
- Memiliki perkembangan profil tanah, agak tebal
- Memiliki tekstur lempung berat
- Bentuk struktur granular di lapisan atas dan gumpal sampai pejal di lapisan bawah
- Jika basah sangat lekat dan plastis, jika kering sangat keras dan retak-retak
Demikianlah tadi ulasan jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia, meliputi karakteristik dan persebarannya. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat!
Baca Juga: Tenaga Pembentuk Muka Bumi