Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Pajak adalah pungutan wajib untuk rakyat atau badan usaha oleh negara yang diatur dalam undang-undang. Subsidi adalah bantuan berupa nominal uang atau komoditas kepada suatu badan yang umumnya diberikan oleh pemerintah. Kedua faktor tersebut dapat membuat keseimbangan pasar menjadi berubah. Pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar dapat membuat harga pasar atau jumlahnya berubah.

Hukum penawaran berlaku saat faktor-faktor selain harga dianggap tetap (cateris paribus). Beberapa faktor yang dapat memengaruhi penawaran selain harga adalah teknologi, pajak, dan subsidi. Jika terdapat perubahan faktor yang dianggap tetap maka fungsi penawaran dapat mengalami pergeseran dan keseimbangan pasar juga berubah. Keseimbangan pasar berhubungan dengan harga barang dan jumlah barang pada kurva permintaan dan penawaran.

Keseimbangan Pasar

Pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar dapat dilihat dari bagaimana kenaikan atau penurunan harga pasar (P) dan jumlah barang (Q). Beban pajak secara umum akan menaikkan harga pasar dan menurunkan jumlah keseimbangan. Sedangkan pemberian subsidi akan menurunkan harga pasar dan menaikkan jumlah keseimbangan.

Seberapa besar perubahan harga barang karena pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar? Seberapa banyak perubahan jumlah keseimbangan karena pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.

Table of Contents

Baca Juga: Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Pengaruh Pajak Terhadap Harga Keseimbangan Pasar

Pemerintah memungut pajak untuk memenuhi kebutuhan pemerintah dan masyarakat umum. Beban pajak yang dipungut oleh pemerintah dapat menambah besarnya biaya yang harus dipikul oleh produsen atau penjual.

Pajak akan mengakibatkan harga barang yang ditawarkan semakin tinggi sehingga membuat permintaan berkurang (sesuai hukum permintaan). Kondisi tersebut akan membuat kurva penawaran bergeser ke arah kiri atas, sementara kurva permintaan tetap. Karena kurva permintaan tetap maka akan membuat titik keseimbangan pasar juga bergeser dengan arah yang sama.

Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar

Kondisi yang terjadi setelah pajak membuat harga pasar lebih tinggi dan jumlah keseimbangan lebih rendah.

Keseimbangan Pasar Setelah Pajak

Fungsi permintaan sebelum dan setelah pajak tetap sehingga memliki bentuk fungsi yang sama yaitu Qd = f(Pd) atau Pd = f(Qd). Sementara fungsi penawaran mengalami pergeseran sehingga bentuk fungsi penawaran sebelum pajak Qs = f(Ps) atau Ps = f(Qs) mengalami perubahan.

Untuk besar pajak yang dibebankan sebesar t per unit maka akan membuat fungsi penawaran Qs = f(Ps) menjadi Qst = f(Ps ‒ t) atau fungsi penawaran Ps = f(Qs) menjadi Pst = f(Qs) + t.

Sebagai contoh, untuk fungsi penawaran sebelum pajak Qs = a + bPs setelah pajak menjadi Qst = a + b(Ps ‒ t). Atau fungsi penawaran sebelum pajak Ps = 1/bQs ‒ a/b memiliki bentuk fungsi penawaran setelah pajak Pst = 1/bQs ‒ a/b + t.

Fungsi Penawaran Setelah Pajak dan Sebelum Pajak

Keterangan:
Qst atau Pst = fungsi penawaran setelah pajak
Qs atau s = fungsi penawaran sebelum pajak
Pd atau Qd = fungsi permintaan

Q = kuantitas
P = harga
t = besar pungutan pajak

Harga pasar sebelum pajak Pe dan harga pasar setelah ada pajak adalah Pet. Sementara jumlah keseimbangan sebelum pajak Qe dan jumlah keseimbangan setelah ada pajak Qet. Jadi, titik keseimbangan sebelum pajak adalah (Qe, Pe) dan titik keseimbangan setelah subsidi adalah (Qet, Pet).

Besar Pajak yang Diterima Pemerintah dan Ditanggung Konsumen/Produsen

Besar pajak yang diterima pemerintah (TG) sama dengan perkalian besar pajak (t) per unit dengan jumlah penawaran setelah pajak (Qet). Besar pajak yang ditanggung konsumen (TK) sama dengan perkalian antara selisih harga setelah dan sebelum pajak (Pet ‒ Pe) dengan jumlah penawaran setelah pajak (Qt). Sementara besar pajak yang ditanggung produsen (TP) sama dengan selisih antara pajak yang diterima pemerintah (TG) dengan pajak yang ditanggung konsumen (TK).

Besar pajak yang diterima pemerintah (TG), pajak yang ditanggung konsumen (TK), dan pajak yang dibayar produsen (TP) secara metematis sesuai dengan persamaan-persamaan berikut.

  • Total pajak yang diterima pemerintah (TG):
    TG = t × Qet 
    t = besar pajak per unit
    Qet = jumlah keseimbangan setelah pajak
  • Pajak ditanggung konsumen (TK):
    TK = (Pet  Pe) × Qet
    Pet = harga pasar setelah pajak
    Pe = harga pasar sebelum pajak
    Qet = jumlah keseimbangan setelah pajak
  • Pajak ditanggung produsen (TP):
    TP = TG  TK
    TG = pajak yang diterima pemerintah
    TK = pajak yang ditanggung konsumen

Baca Juga: Rumus Koefisien Elastisitas (e) dan Contoh Cara Menghitungnya

Pengaruh Subsidi Terhadap Harga Keseimbangan Pasar

Subsidi dari pemerintah untuk pelaku usaha dapat membuat ongkos produksi menjadi lebih rendah dibanding ongkos produksi ketika tanpa subsidi. Kondisi tersebut dapat membuat harga barang menjadi lebih rendah/murah yang dapat mengakibatkan permintaan peningkatan jumlah barang.

Penurunan harga pasar dapat membuat kurva penawaran bergeser ke bawah. Sedangkan peningkatan jumlah barang dapat membuat kurva penawaran bergeser ke arah kanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian subsidi dapat membuat kurva penawaran bergeser ke arah kanan bawah, sementara kurva permintaan tetap.

Karena kurva permintaan tidak bergeser (tetap) maka titik keseimbangan akan ikut bergeser dengan arah yang sama.

Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Subsidi akan membuat posisi keseimbangan pasar bergeser karena pergeseran penawaran, sementara permintaan tetap. Kondisi yang terjadi adalah harga pasar setelah subsidi menjadi lebih rendah, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi lebih tinggi/banyak.

Keseimbangan Pasar Setelah Subsidi

Diketahui bahwa kurva permintaan tetap, sementara kurva penawaran mengalami pergeseran. Dari pergeseran kurva penawaran tersebut akan diikuti pergeseran titik keseimbangan.

Arah pergeseran kurva penawaran dan titik keseimbangan pasar karena pengaruh subsidi adalah ke arah kanan bawah. Di mana kondisi yang terjadi adalah harga pasar yang lebih rendah dan jumlah yang lebih sedikit (arah kiri atas).

Untuk pemberian subsidi sebesar s per unit akan membuat fungsi penawaran Qs = f(Ps) menjadi Qss = f(Ps + s) atau fungsi penawaran Ps = f(Qs) menjadi Pst = f(Qs) ‒ s.

Sebagai contoh, untuk fungsi penawaran sebelum subsisi Qs = a + bPs. Fungsi penawaran setelah subsidi menjadi Qss = a + b(Ps + s). Atau fungsi penawaran sebelum subsidi Ps = 1/bQs ‒ a/b memiliki bentuk fungsi penawaran setelah subsidi Pss = 1/bQs ‒ a/b ‒ s.

Fungsi Penawaran Setelah Subsidi dan Sebelum Subsidi

Keterangan:
Qss atau Pss = fungsi penawaran setelah subsidi
Qs atau s = fungsi penawaran sebelum subsidi
Pd atau Qd = fungsi permintaan

Q = kuantitas
P = harga
s = besar pemberian subsidi

Harga pasar sebelum subsidi adalah Pe dan harga pasar setelah ada subsidi adalah Pes. Sementara jumlah keseimbangan sebelum subsidi adalah Qe dan jumlah keseimbangan setelah pemberian subsidi adalah Qes. Jadi titik keseimbangan pasar sebelum subsidi adalah (Qe, Pe), sedangkan titik keseimbangan pasar sebelum subsidi adalah (Qs, Ps).

Subsidi dari Pemerintah dan yang Diterima Konsumen/Produsen

Besar subsidi yang diberikan pemerintah (SG) sama dengan perkalian besar subsidi (s) per unit dengan jumlah keseimbangan setelah subsidi (Qes). Besar subsidi yang diterima konsumen (SK) sama dengan perkalian antara selisih harga sebelum dan setelah subsidi (Pe ‒ Pes) dengan jumlah keseimbangan setelah subsidi (Qes). Untuk besar subsidi yang diterima produsen (SP) sama dengan selisih antara besar subsidi dari pemerintah (SG) dengan subsidi yang diterima konsumen (SK).

Besar subsidi yang diberikan pemerintah (SG) serta subsidi yang diterima konsumen (SK) dan produsen (SP) secara metematis dinyakakan melalui persamaan-persamaan berikut.

  • Besar subsidi dari pemerintah (SG):
    SG = s × Qes 
    s = besar subsidi per unit
    Qes = jumlah keseimbangan setelah subsidi
  • Subsidi yang diterima konsumen (SK):
    SK = (Pe  Pes) × Qes
    Pe = harga pasar sebelum subsidi
    Pes = harga pasar setelah subsidi
    Qes = jumlah keseimbangan setelah subsidi
  • Subsidi yang diterima produsen (SP):
    SP = SG  SK
    SG = besar subsidi dari pemerintah
    SK = besar subsidi yang diterima konsumen

Baca Juga: Masalah Pokok Ekonomi, Apa Saja?

Contoh Soal dan Pembahasan

Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk menambah pemahaman bahasan pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar di atas. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasan bagaimana pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih!

Contoh 1 – Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Pada saat fungsi permintaan Qd = 15 ‒ P dan fungsi penawaran Qs = ‒6 + 2P, pemerintah menetapkan pajak sebesar Rp2,00 per unit. Berdasarkan data tersebut, harga keseimbangan setelah pajak adalah ….
A. 8,33
B. 8
C. 7,
D. 6,67
E. 4,33

Pembahasan:
Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh beberapa informasi berikut.

  • Fungsi permintaan: Qd = 15 ‒ P
  • Fungsi penawaran: Qs = ‒6 + 2P
  • Besar pungutan pajak per unit: t = Rp2,00

Pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar dapat membuat kurva penawaran mengalami pergeseran, sementara kurva permintaan tetap. Sehingga fungsi yang mengalami perubahan pada pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar adalah fungsi penawaran.

Menentukan fungsi penawaran setelah ada pajak:
Qst = ‒6 + 2(P ‒ t)
Qst = ‒6 + 2(P ‒ 2)
Qst = ‒6 + 2P ‒ 4
Qst = 10 + 2P

Titik keseimbangan setelah pajak dapat ditemukan pada perpotongan fungsi permintaan Qd dengan fungsi penawaran setelah pajak Qst. Cara menentukan harga dan titik keseimbangan setelah pajak dapat dilakukan seperti penyelesaian berikut.  

Menghitung harga pasar setelah ada pajak:
Qd = Qst
15 ‒ P = ‒10 + 2P
‒P ‒ 2P = ‒10 ‒ 15
‒3P = ‒25
P = ‒25/‒3 = 8,33

Jadi, harga keseimbangan setelah pajak adalah 8,33.

Jawaban: A

Contoh 2 – Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah Qd = 28 ‒ 2P, sedangkan fungsi penawaran adalah P ‒ 1,5Qs = 4. Jika pemerintah menentapkan subsidi sebesar Rp2,00 per unit maka keseimbangan pasar setelah subsidi adalah ….
A. (5; 11½)
B. (6; 11)
C. (12; 4)
D. (11; 6)
E. (11; 5½)

Pembahasan:
Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh beberapa informasi berikut.

  • Fungsi permintaan: Qd = 28 ‒ 2P
  • Fungsi penawaran sebelum ada subsidi: P ‒ 1,5Qs = 4
    1,5Qs = P ‒ 4
    3Qs = 2P ‒ 8
    Qs = 2/3P ‒ 8/3
  • Besar subsidi per unit: s = Rp2,00
  • Fungsi penawaran setelah ada subsidi:
    Qss = 2/3(P + s ) ‒ 8/3
    Qss = 2/3(P + 2) ‒ 8/3 
    Qss = 2/3P + 4/3 ‒ 8/3
    Qss = 2/3P ‒ 4/3

Titik keseimbangan setelah subsidi dapat ditemukan pada perpotongan fungsi permintaan Qd dengan fungsi penawaran setelah subsidi Qss. Cara menentukan harga dan titik keseimbangan setelah subsidi pada bahasan faktor pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar dilakukan seperti penyelesaian berikut.

Cara Menentukan Titik Keseimbangan Pasar Karena Pengaruh Subsidi

Jadi, titik keseimbangan pasar setelah subsidi adalah (11; 6).

Jawaban: D

Contoh 3 – Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah Pd = 60 ‒ 2Q sedangkan fungsi penawarann Ps = ‒40 + 3Q. Jika pemerintah mengenakan pajak sebesar 5 per unit maka bentuk kurva yang menunjukkan dampak pajak terhadap keseimbangan fungsi tersebut adalah ….

Bentuk Kurva yang Sesuai Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Harga Keseimbangan Pasar
Bentuk Kurva Sesuai Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
Pergeseran Kurva Penawaran Karena Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
Bentuk Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
Pergeseran Titik Keseimbangan Karena Pajak dan Subsidi

Pembahasan:
Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh beberapa informasi seperti berikut.

  • Fungsi permintaan: Pd = 60 ‒ 2Q
  • Fungsi penawaran sebelum ada pajak: Ps = ‒40 + 3Q
  • Bersa pajak per unit: 5
  • Fungsi penawaran setelah ada pajak: Ps = ‒40 + 3Q + 5

Pungutan pajak dapat menggser kurva penawaran dan titik keseimbangan atau titik ekuilibrium, sedangkan kurva permintaan akan tetap. Arah pergeseran kurva penawaran dan titik ekuilibrium adalah ke sebelah kiri atas. Gambaran kurva penawaran (S) dan titik ekuilibirum (E) yang mengalami pergeseran ke kiri atas terdapat pada pilihan B.

Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Jadi, bentuk kurva yang menunjukkan dampak pajak terhadap keseimbangan fungsi tersebut terdapat pada pilihan B.

Jawaban: B

Demikianlah tadi ulasan pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar. Di mana pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar untuk kedua faktor tersebut memiliki hubungan yang saling berlawanan.

Beban pajak dapat menaikkan harga pasar dan menurunkan jumlah keseimbagan. Sementara pemberian subsidi dapat menurunkan harga barang dan menaikkan jumlah keseimbangan. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat!

Baca Juga: 4 Teori Perdagangan Internasional

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *