Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar dapat diterima di perguruan tinggi negeri. Proses seleksi dalam SBMPTN dilakukan menggunakan nilai hasil dari Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang diselenggarakan pemerintah. Pihak pemerintah penyelenggara UTBK adalah Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Kesimpulannya, sobat idschool dapat mengikuti UTBK SBMPTN sebagai jalan untuk diterima di perguruan tinggi negeri.
UTBK menguji kemampuan potensi akademin dan skolastik. Tes potensi akademik memuat soal-soal dengan materi sesuai bidang pilihan. Untuk bidang SAINTEK memuat soal-soal Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Sementara untuk bidang SOSHUM memuat soal-soal Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi.
Sementara tes potensi skolastik menguji kemampuan bernalar pada beberapa bidang dasar. Skolastik sendiri menurut KBBI memiliki arti sistem logika, filsafat, dan teologi para sarjana abad pertengahan. Sehingga tes potensi skolastik dapat dipahami sebagai tes yang digunakan untuk menguji kemampuan penalaran dan pemahaman umum yang dianggap penting untuk keberhasilan di sekolah formal.
Tes potensi skolastik menguji kemampuan peserta melalui empat bagian yaitu penalaran umum, pemahaman bacaan dan menulis, pengetahuan dan pemahaman umum, serta pengetahuan kuantitatif.
Baca Juga: Rekomendasi Buku untuk UTBK-SBMPTN yang Bagus
Apa saja yang diujikan dalam tes potensi skotastik? Bagaimana bentuk soal-soal dalam tes potensi skolastik? Penjelasan masing-masing bagian tes potensi skolastik akan diulas lebih banyak melalui setiap bahasan di bawah.
Table of Contents
- Tes Potensi Skolastik Bentuk Penalaran Umum
- Pemahaman Bacaan dan Menulis (PBM)
- Pengetahuan dan Pemahaman Umum (PPU)
- Pengetahuan Kuantitatif
Tes Potensi Skolastik Bentuk Penalaran Umum
Bentuk pertama pada soal sub materi tes potensi skolastik pada UTBK SBMPTN adalah penalaran umum. Bentuk soal penalaran umum biasanya akan diberikan sebuah bacaan. Bacaan yang diberikan dapat digunakan untuk beberapa soal. Beberapa bacaan diberikan untuk sebuah soal. Jawaban dari soal yang diberikan dapat dicari tahu melalui bacaan yang diberikan.
Contoh soal penalaran umum pada tes potensi skolastik UTBK SBMPTN sesuai dengan bentuk berikut.
- Pimpinan meminta karyawan menyerahkan laporan kegiatan jika kegiatan telah dilaksanakan. Jika laporan kegiatan telah diserahkan, honor karyawan dibayarkan. Simpulan yang paling tepat adalah sebagai berikut.
(A) Jika honor kegiatan dibayarkan, pimpinan dapat menugaskan karyawan membuat laporan.
(B) Laporan kegiatan belum diserahkan berarti honor pimpinan tidak dibayarkan.
(C) Jika pimpinan meminta laporan, kegiatan segera dilaksanakan.
(D) Honor karyawan tidak dibayarkan berarti kegiatan belum dilaksanakan.
(E) Jika honor tidak ada, kegiatan tidak dapat dilaksanakan.
- Contoh soal tes potensi skolastik bentuk penalaran umum:
Baca Juga: Cara Cepat Menentukan Ide Pokok Bacaan
Pemahaman Bacaan dan Menulis (PBM)
Soal tes potensi skolastik untuk pemahaman bacaan dan menulis menguji peserta ujian dalam memahami suatu bacaan. Bentuk soal berupa pernyataan yang menguji bagaimanan kemampuan peserta ujian dalam menarik kesimpulan dan menemukan pesan dari sebuah bacaan. Selain itu, tes potensi skolastik untuk pemahaman bacaan dan menulis juga menguji kemampuan dalam penggunaan ejaan yang tepat.
Contoh soal tes potensi skolastik untuk pemahaman bacaan dan menulis sesuai dengan bentuk soal berikut.
Teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 1 – 3!
(1) Dunia dewasa ini dicemaskan oleh perilaku organisasi kapitalis global yang ingin mengausai seluruh aspek kehidupan manusia. (2) Sebagian dari anak-anak negeri yang sedang berkembang yang memiliki ketrampilan intelektual terjerumus menjadi mitra modal asing dengan mengorbankan kepentingan bangsanya. (3) Sungguh sangat memprihatinkan keadaan itu. (4) Sebagian besar rakyat di negeri sedang berkembang miskin, menderita, dan sengsara, padahal sumber alamnya melimpah ruah, cukup untuk hidup layak dan manusiawi. (5) Kondisi kehidupan rakyat di negeri sedang berkembang, termasuk Indonesia, saat ini sungguh mengharukan.
(6) Kaum miskin makin bertambah banyak dari tahun ke tahun, demikian juga kaum pengangguran. (7) Negara nampaknya kurang menaruh perhatian terhadap mereka karena pejabatnya sibuk melayani kaum kapitalis global. (8) Kaum ilmuwan disibukkan oleh proyek-proyek riset yang dibiayai oleh organisasi non pemerintah (NGO= Non Government Organization) negara kaya dan kaum politisinya disibukkan oleh berbagai pembuatan kebijakan yang menguntungkan kaum kapitalis global.
- Kata mengharukan pada kalimat (5) bacaan tersebut tidak tepat. Kata yang seharusnya menggantikan kata tersebut adalah ….
A. Menggembirakan
B. Menjengkelkan
C. Mengenaskan
D. Mengibakan
E. Memprihatinkan
- Kata itu di kalimat (3) bacaan di atas merujuk pada ….
A. Perilaku kapitalis organisasi global.
B. Anak-anak negeri berkembang.
C. Mereka yang terjerumus menjadi mitra modal asing.
D. Penguasaan seluruh aspek kehidupan manusia.
E. Generasi muda yang tidak memiliki keterampilan.
Baca Juga: Perbedaan Teks Argumentasi dan Persuasi
Pengetahuan dan Pemahaman Umum (PPU)
Soal tes potensi skolastik yang berbentuk pengetahuan dan pemahaman umum berupa soal dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Bentuk soal tes potensi skolastik untuk pengetahuan dan pemahaman umum dapat juga diberikan dalam bentuk pengetahuan tentang idiom, anonim, sinonim, identifikasi wacana, atau mencari informasi dari bacaan.
Contoh soal tes potensi skolastik untuk pengetahuan dan pemahaman umum sesuai dengan bentuk soal berikut.
Contoh 1: Teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 1 – 5!
Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam melindungi bahasa daerah. Namun, pada kenyataannya, masih banyak pemda (pemerintah daerah) yang belum menjalankan peran itu. Sementara itu, eksistensi bahasa daerah mulai terancam seiring dengan berkurangnya pewarisan ke generasi muda dan pengaruh modernisasi. Padahal, dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang pedoman bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan Bahasa Daerah disebutkan, pemda berkewajiban melindungi bahasa daerah dengan segala upaya. “Kami selalu mengimbau pemimpin daerah agar terus mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah,” kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dadang Sunendar, di Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Pada 21 Februari 2009, UNESCO merilis, sekitar 2.500 bahasa di dunia, termasuk lebih dari 100 bahasa daerah di Indonesia, terancam punah. Adapun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tahun 2018 mencatat, dari 74 bahasa daerah yang telah dipetakan daya hidupnya, 11 bahasa telah punah karena tidak ada lagi penuturnya, 4 bahasa berstatus kritis, dan 22 bahasa terancam punah.
Dadang mengatakan bahwa bahasa daerah harus dijaga karena merupakan satu diantara identitas seseorang. Selain itu, kebhinekaan di Indonesia ditunjukkan dengan banyaknya bahasa daerah dari berbagai suku bangsa. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Bambang Sunarjo, mengatakan, untuk melindungi bahasa Pakpak, Pemkab Pakpak Bharat mengeluarkan peraturan daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Pakpak. Selain itu, ada pula peraturan bupati tentang penggunaan bahasa dan pakaian Pakpak setiap hari Kamis serta pelajaran bahasa Pakpak sebagai muatan lokal di sekolah.
- Berdasarkan paragraf pertama, manakah pernyataan yang paling benar?
( A. ) Dalam permendagri Nomor 40 disebutkan bahwa pemda wajib menjaga dan melindungi bahasa daerah sebagai bahasa negara.
( B. ) Eksistensi bahasa daerah mulai terancam karena gengsi muda lebih menggandrungi bahasa dan budaya asing.
( C. ) Adanya imbauan dari Kepala Pusat Bahasa kepada pemda agar melindungi, membina, dan mengembangkan bahasa dan sastra daerah.
( D. ) Dari pantauan para pengamat, sudah banyak pemda yang sudah menjalankan perannya dalam menjaga bahasa daerah.
( E. ) Permendagri Nomor 40 berisi perintah kepada gubernur dan bupati agar memantau penggunaan bahasa daerah dan bahasa asing di daerahnya.
- Berdasarkan isi teks 2 tersebut, manakah pernyataan berikut yang tidak benar?
( A. ) Kepala Badan Bahasa mengimbau kepala daerah agar mengembangkan, membina, dan membina bahasa dan sastra daerah.
( B. ) Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Utara mengeluarkan Perda No. 3 Tahun 2016 tentang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Pakpak
( C. ) Badan PBB UNESCO tahun 2019 mengumumkan bahwa lebih dari seratus bahasa daerah di Indonesia terancam punah.
( D. ) Di Kabupaten Pakpak Bharat, ada peraturan untuk menggunakan bahasa dan pakaian daerah setempat di instansi pemerintah setiap hari Kamis.
( E. ) Dalam Permendikbud Nomor 40 Tahun 2007 terdapat kewajiban para kepala daerah untuk melindungi bahasa daerah.
- Berdasarkan paragraf kedua, manakah pernyataan berikut ini yang paling benar?
( A. ) Dalam catatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tahun 2018, 14 bahasa daerah kritis dan 22 terancam punah.
( B. ) Lembaga bahasa yang dipimpin oleh Dadang Sunendar mencatat hampir 74 bahasa yang telah berhasil diberdayakan.
( C. ) Lebih kurang 2.500 bahasa di dunia yang terancam punah sudah diumumkan oleh UNESCO pada Februari 2009.
( D. ) Bahasa daerah harus dijaga dan dilestarikan karena menjadi satu – satunya bahasa ibu dan sarana komunikasi masyarakat.
( E. ) Kebhinekaan di Indonesia ditunjukkan dengan banyaknya pengembangan dan pembinaan bahasa daerah.
- Jika di Indonesia ada bahasa daerah sebanyak 170 bahasa dan provinsi di Indonesia ada 34 buah maka banyak bahasa daerah di pulau Jawa dengan anggapan setiap provinsi memiliki jumlah bahasa daerah yang sama banyak adalah ….
( A. ) 20 bahasa
( B. ) 25 bahasa
( C. ) 30 bahasa
( D. ) 35 bahasa
( E. ) 40 bahasa
- UNESCO merilis sekitar 2.500 bahasa ada di dunia. Jika setahun kemudian ada 2% bahasa yang menjadi punah, maka banyak bahasa yang masih tersisa adalah ….
( A. ) 2.400 bahasa
( B. ) 2.450 bahasa
( C. ) 2.475 bahasa
( D. ) 2.350 bahasa
( E. ) 2.300 bahasa
Contoh 2: The following text is for question 1 – 4!
Education is often viewed as school in a traditional, formal sense. Many people believe that true learning can only take place in formal classroom setting. Others feel education occurs in many different forms and environments. They may not be a definitive answer to the question of, “What is education?” However, we can start thinking about the purpose of education.
In 1990, UNESCO launched EFA, the movement to provide quality education for all children, youth, and adults by the year of 2015. The unfortunate reality is that for many countries, larger issues come before improving the quality of education. How can we achieve the goals of EFA when the numerous countries around the world are faced with challenges that seem far too impossible to overcome? The answer lies in attempting to bridge some of the gaps that prevent developing nations to compete with developed nations. One example is that of providing greater access to technology and narrowing the ever widening digital divide. In many ways, the most basic access to technology can serve as a valuable educational tool. Individuals who are not afforded this access are at disadvantage when trying to grasp opportunities to make life better for themselves, their families, and their community.
- The author’s main concern in the first paragraph of passage is …..
( A. ) There is no exact definition about education.
( B. ) Education is a fundamental individual’s right.
( C. ) Everyone has the right to get quality education
( D. ) Education occurs in any place not just schools
( E. ) Development can be gained through education
- The situation the author shows in the passage above is best described as follows ….
( A. ) Quality education fundamentally ensures quality living in all sectors
( B. ) Education is essentially everyone’s right yet it still has its challenges
( C. ) There are problems in education in spite of it significant role
( D. ) As long as nations compete, educations cannot progress
( E. ) Absence of an exact definition causes problems in education
- The following sentences reflect the author’s opinions in the passage, EXCEPT …..
( A. ) Everyone has the right to get education
( B. ) Education cannot be easily defined
( C. ) EFA provides quality education by 2015
( D. ) Education is basic to human development
( E. ) The EFA goals are faced with serious challenges
- If the author is right concerning the role of education, the following might be predicted to take place, EXCEPT …..
( A. ) Longer life expectation
( B. ) Lesser birth rate
( C. ) Improved welfare
( D. ) Better quality living
( E. ) More jobs opportunities
Baca Juga: 13 Jenis Teks dalam Bahasa Inggris
Pengetahuan Kuantitatif
Soal-soal kuantitatif pada tes potensi skolastik menguji kemampuan peserta ujian dalam mencerna, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Dari tes potensi skolastik ini dapat memberi gambaran bagaimana tingkat kecerdasan, kecermatan, sekaligus ketelitian seseorang. Bentuk soal pengetahuan kuantitatif pada tes potensi skolastik biasanya berupa soal matematis.
Beberapa cakupan materi soal dalam pengetahuan kuantitatif mencakup aljabar, aritmatika, geometri, dan operasi hitung matematika dasar lainnya.
- 12, 13, …, …, 28, 37
( A. ) 19, 12
( B. ) 15, 18
( C. ) 16, 21
( D. ) 22, 18
( E. ) 21, 21
- Contoh soal tes potensi skolastik kuantitatif:
- Contoh soal figural:
- Dalam rangka menyambut lebaran sebuah swalayan menerapkan dobel diskon sehingga sebuah baju mengalami diskon berturut-turut 30% dan 10%. Berapa penurunan total harga baju tersebut?
( A. ) 31%
( B. ) 33%
( C. ) 36%
( D. ) 37%
( E. ) 40%
Itulah tadi ulasan materi mengenai Tes Potensi Skolastik (TPS) SBMPTN yang meliputi penalaran umum, pemahaman bacaan dan menulis (PBM), pengetahuan dan pemahaman umum (PPU), serta pengetahuan kuantitatif. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.
Baca Juga: Soal Duduk Melingkar
Thanks, Tania Irby for idschool.net
Gak ada jawaban & pembahasan nya min ?