Terbentuknya atau terjadinya gunung berapi berkaitan erat dengan adanya pergerakan lempeng tektonik pada permukaan bumi. Kondisi ini didukung dengan letak gunung berapi yang banyak ditemukan di wilayah perbatasan atau pertemua lempeng-lempeng tektonik, seperti di Indonesia. Berdasdarkan data dari GoodStats, Indonesia diketahui memiliki Gunung Berapi paling banyak di dunia yaitu sebanyak 58 gunung berapi aktif.
Proses terjadinya gunung berapi disuatu wilayah sering dikaitkan dengan pergerakan lempeng tektonik yang berada di bagian kerak Bumi (lapisan litosfer). Begitu juga aktivitas gunung berapi juga berkaitan dengan pergerakan lempeng tektonik di bawahnya. Aktivitas gunung berapi (vulkanisme) adalah peristiwa keluarnya magma dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi.
Wilayah Indonesia berada di pertemua tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia. Kondisi wilayah yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik membuat Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Beberapa gunung berapi yang terdapat di Indonesia antara lain adalah Gunung Sinabung di Sumatera Utara), Merapi di Jawa Tengah, Semeru di Jawa Timur, dan lain sebagainya.
Aktivitas Bagaimana lempeng tektonik bumi bisa bergerak? Apa saja gerakan yang terjadi pada lempeng tektonik? Apa hubungan pergerakan lempeng tektonik dengan proses terjadinya gunung berapi? Sobati idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.
Table of Contents
Baca Juga: Tenaga Pembentuk Muka Bumi
Lempeng Tektonik dan Pergerakannya
Bentuk lempeng tektonik menyerupai potongan puzzle yang terus bergerak berlawanan satu sama lain. Letak lempeng-lempeng tektonik bumi berapa pada lapisan terluar bumi yang disebut litosfer (kerak bumi). Di bawah lapisan litosfer adalah lapisan astenosfer yang terdiri dari magma panas dan cair.
Material pada lapisan astenosfer bersifat panas dan cair kental sehingga menghasilkan arus konveksi. Adanya arus konveksi pada lapisan astenosfer membuat lempeng-lempeng tektonik bumi di atasnya dapat bergerak.
Ada tujuh lempeng utama yang terdapat di kulit bumi yaitu lempeng Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Pasifik, Indo-Australia, Eurasia, dan Antartika.
Gerak lempeng tektonik berdasarkan kecepatan dan cakupan wilayahnya dibedakan menjadi dua yaitu gerak orogenesis dan epirogenesis.
- Gerak Epirogenesis: proses gerak permukaan secara vertikal (naik/turun) yang meliputi daerah cukup luas dengan waktu yang lama. Gerak epirogenesis berdasar pada arah geraknya dibagi menjadi dua macam yaitu epirogenesis positif dan negatif.
⇨ Epirogenesis positif: turunnya suatu daratan akibat pergerakan sehingga laut terlihat naik ke atas
⇨ Epirogenesis negatif: naiknya daratan sehingga permukaan laut terlihat turun dan lebih rendah
- Gerak Orogenesis: gerakan lempeng tektonik yang lebih cepat dengan cakupan wilayah sempit berupa tekanan vertikal/horizontal atau tarikan. Peermukaan bumi dapat berubah karena gerak orogenesa dapat membentuk lipatan atau patahan.
Baca Juga: Keuntungan Indonesia Terletak pada Pertemuan Lempeng Tektonik
Gerak lempeng tektonik berdasarkan arah geraknya dibedakan menjadi tiga gerak konvergen, divergen, dan transform/sesar mendatar.
- Divergen: gerak antar lempeng tektonik yang saling menjauhi sehingga terbentuk lembah celah atau rift valley.
- Konvergen: tumbukan antar lempeng tektonik sehingga menyebabkan salah satu lempeng tektonik berada di bawah lempeng tektonik lainnya.
- Transform/sesar mendatar: gesekan antar lempeng tektonik dengan arah yang berlawanan.
Gerak tektonik atau yang sering disebut dengan tektogenesis memiliki peran dalam proses terjadinya gunung berapi. Bagaimana proses terjadinya gunung berapi akan menjadi bahasan selanjutnya.
Proses Terjadinya Gunung Berapi
Proses terjadinya gunung berapi berkaitan dengan pergerakan lempeng yaitu ketika dua lempeng bertabrakan. Lempeng yang memiliki massa jenis lebih besar akan menekuk ke bawah lempeng yang massa jenisnya lebih rendah.
Ketika lempeng menekuk di bawah lempeng lainnya, batuan pada lempeng yang menekuk akan melebur menjadi magma. Magma tersebut akan naik menuju permukaan karena perbedaan massa jenis sehingga terjadilah gunung berapi.
Gunung api terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang.
Gunung merupakan daratan dengan perbedaan ketinggian yang mencolok dari dataran sekelilingnya sebagai akibat dari karena gerakan tektonik. Umumnya, gunung memiliki ketinggian 2.000 kaki atau sekitar 610 m.
Ada dua jenis gunung yaitu gunung aktif dan gunung tidak aktif. Karakteristik dari gunung berapi aktif adalah dapat mengeluarkan lahar panas yang dapat membahayakan penduduk sekitarnya secara tiba-tiba.
Baca Juga: 8 Bukti Bahwa Bentuk Bumi Bulat
Meletusnya Gunung Berapi
Gunung berapi aktif dapat meletus atau eruspi yaitu peristiwa keluarnya endapan magma di dalam perut bumi menuju permukaan bumi. Keluarnya magma dari perut bumi ini disebabkan oleh dorongan gas yang bertekanan tinggi ke arah atas.
Adanya tekanan ke atas ini disebabkan oleh material-material di dalam bumi yang sangat panas. Material yang keluar saat terjadi erupsi gunung berapi dapat berupa wujud padat (eflata), cair (efusiva), dan gas (ekshalasi).
Bahan material padat atau eflata dapat berupa tiga macam yaitu bom (bongkahan batu besar), lapili (batu kerikil), dan tuff/ash (abu vulkanik). Bahan material cair atau efusifa dapat berupa dua macam yaitu lava (magma yang melele) dan lahar (campuran lava dengan material lain). Sedangkan bahan material gas atau ekshalasi dapat berupa mofet (CO2), fumarol (H2O), dan solfatar (gas belerang).
Demikianlah tadi ulasan bagaimana proses terjadinya gunung berapi jika dikaitkan dengan tumbukan lempeng tektonik bumi. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net. Semoga Bermanfaat!
Baca Juga: 10 Macam Benda-Benda Langit