Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra. Meskipun demikian, unsur ekstrinsik secara tidak langsung mempengaruhi proses pembuatan suatu cerpen.
Cerita pendek sering disebut dengan singkatan cerpen, merupakan karya tulis berbentuk prosa. Cerpen pada umumnya hanya memuat cerita singkat dari sebuah konflik. Bacaan berbentuk cerpen dibangun oleh unsur intrinsik dan unru ekstrinsik cerpen.
Unsur intrinsik sebuah cerpen merupakan komponen yang berada di dalam cerpen. Unsur intrinsik meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, serta amanat.
Unsur penyusun cerpen lainnya adalah unsur ekstrinsik cerpen. Kebalikan dari unsur intrinsik cerpen, unsur ekstrinsik tidak termuat dalam cerpen. Terdapat tiga unsur ekstrinsik cerpen yang meliputi latar belakang masyarakat, latar belakang penulis, dan nilai yang terkandung dalam cerpen.
Baca Juga: 7 Macam Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik dapat memberikan pengaruh tersendiri bagi penulis dalam menuliskan karyanya. Apa saja unsur ekstrinsik cerpen? Bagaimana unsur ekstrinsik dapat mempengaruhi sebuah cerpen? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah.
Table of Contents
- 1. Latar Belakang Masyarakat
- 2. Latar Belakang Penulis
- 3. Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen
- Contoh Analisis Unsur Ekstrinsik Cerpen
1. Latar Belakang Masyarakat
Unsur ekstrinsik cerpen yang pertama adalah latar belakang masyarakat. Latar belakang masyarakat merupakan faktor lingkungan masyarakat sekitar yang mempengaruhi penulis dalam membuat cerpen tersebut. Contoh sederhana, karya tulis yang dibuat sebelum merdeka akan berbeda dengan karya.
Kondisi masyarakat sebelum dan sesudah merdeka memiliki latar belakang masyarakat yang berbeda.
Sebelum kemerdekaan, biasanya cerpen memiliki tema perjuangan dan sindiran untuk pemerintahan Belanda atau Jepang. Setelah merdeka, kebanyakan cerpen dibuat dengan tema rasa syukur dan belasungkawa terhadap pahlawan yang gugur.
Beberapa faktor latar belakang masyarakat yang dapat mempengaruhi penulis meliputi: ideologi negara, kondisi politik, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi.
2. Latar Belakang Penulis
Unsur ekstrinsik cerpen berikutnya adalah latar belakang penulis. Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri penulis yang mendorong penulis dalam membuat cerpen. Seorang dewasa tentu akan membuat karya dengan tema yang berbeda dengan karya seorang anak. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki kondisi psikologis yang berbeda. Kondisi psikologis merupakan salah satu latar belakang penulis.
Bukan hanya kondisi psikologis sebagai latar belakang penulis yang dapat mempengaruhi isi cerpen. Beberapa faktor dari latar belakang penulis yang mempengaruhi sebuah cerpen meliputi kondisi psikologis, riwayat hidup penulis, dan aliran sastra penulis.
Baca Juga: Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contohnya
3. Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen
Ketiga, unsur ekstrinsik cerpen berikutnya adalah nilai yang terkandung dalam cerpen. Sebagai contoh sebuah cerpen yang kental nilai agama akan berbeda dengan cerpen nilai budaya. Cerpen dengan nilai agama biasanya akan lebih menonjolkan perintah dan anjuran dari suatu agama. Sedangkan cerpen dengan nilai budaya akan lebih kuat dengan kearifan lokal masyarakatnya.
Beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen diantaranya adalah: nilai agama, sosial, moral, dan budaya.
Contoh Analisis Unsur Ekstrinsik Cerpen
Perhatikan contoh cerpen berikut!
Ringkasan cerita pendek Robohnya Surau Kami:
Seorang kakek bernama Garin merawat dan menjaga sebuah surau tua yang nyaris ambruk. Surau tersebut nyaris ambruk hanya karena seseorang yang datang ke sana dengan keikhlasan hatinya. Dan dengan izin dari masyarakat setempat, surau itu hingga kini masih tegak berdiri.
Kakek Garin dapat hidup karena sedekah orang lain dan dengan bekerja sebagai pengasah pisau. Kehidupannya hanya mengasah pisau, menerima imbalan, membersihkan dan merawat surau, beribadah di surau, dan bekerja hanya untuk keperluannya sendiri. Ia tidak ngotot bekerja karena dia hidup sendiri. Hasil kerjanya tidak untuk orang lain termasuk anak dan istrinya yang tidak pernah terpikirkan.
Suatu ketika datanglah Ajo Sidi untuk berbincang – bincang dengan penjaga surau itu. Penjaga surau yang kerap disapa Kakek itu murung, sedih, dan kesal sepulangnya Ajo Sidi. Ia merasa bahwa pa yang diceritakan Ajo Sidi itu sebuah ejekan dan sindiran untuk dirinya.
Ajo Sidi bercerita sebuah kisah tentang Haji Saleh. Haji Saleh adalah orang yang rajin beribadah menyembah Tuhan. Ia begitu yakin ia akan masuk ke surga. Namun, Haji Saleh yang begitu rajin beribadah di masukan ke dalam neraka.
Kesalahan terbesarnya adalah ia terlalu mementingkan dirinya sendiri. Ia terlalu egois. Ia takut masuk neraka, karena itu ia bersembahyang. Tapi ia melupakan kehidupan kaumnya. Ia melupakan kehidupan anak isterinya sehingga hidup mereka kewalahan selamanya. Padahal di dunia ini kita berkaum dan bersaudara semuanya, tapi ia tidak memperdulikan itu sedikit pun.
Cerita ini yang membuat kakek penjaga surau tersindir dan membuatnya murung.
Kakek memang tak pernah mengingat anak dan istrinya. Namun ia juga tidak memikirkan hidupnya sendiri sebab dia memang tidak ingin kaya atau membuat rumah. Segala kehidupannya diserahkan kepada Tuhannya dengan bersujud, bersyukur, memuji, dan berdoa. Dia tak berusaha mengusahakan orang lain atau membunuh seekor lalat pun.
Apakah semua ini yang dikerjakannya semuanya salah dan dibenci Tuhan? Atau ia sama seperti Haji Saleh yang di mata manusia tampak taat tetapi dimata Tuhan ia lalai. Hingga akhirnya, kelak ia dimasukkan ke dalam neraka.
Penjaga surau itu begitu memikirkan hal ini dengan segala perasaannya. Akhirnya, dia tak kuat memikirkan hal itu. Kemudian dia memilih jalan pintas untuk menjemput kematiannya dengan cara menggorok lehernya dengan pisau cukur.
Kematiannya sungguh mengejutkan masyarakat. Semua orang berusaha mengurus mayatnya dan menguburnya kecuali satu orang saja. Seorang saja yang tidak begitu peduli atas kematiannya. Ia adalah Ajo Sidi, yang pada saat semua orang mengantar jenazah penjaga surau dia tetap pergi bekerja.
(Robohnya Surau Kami oleh: A. A. Navis)
Analisis unsur ekstrinsik cerpen Robohnya Surau Kami:
Berdasarkan cerpen Robohnya Surau Kami, dapat ditebak latar belakang masyarakat dari penulis adalah sebuah wilayah yang belum begitu modern dan kental adat daerah.
Nilai yang terkandung dalam cerpen Robohnya Surau Kami adalah nilai agama. Di dalam cerpen erat kaitannya dengan ibadah dan kehidupan setelah mati. Selain itu, cerpen Robohnya Surau Kami memiliki nilai sosial yang dapat jadi pembelajarn untuk pembacanya.
Demikianlah unsur ekstrinsik cerpen yang meliputi latar belakang masyarakat, latar belakang penulis, nilai yang terkandung dalam cerpen, serta contoh analisis unsur ekstrinsik cerpen. Terima kasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat!
Baca Juga: 6 Tahapan Alur/Plot Cerita